Mulai Januari 2016, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan berlaku secara serentak di sepuluh negara ASEAN. MEA dibentuk dengan dasar untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota di dalamnya.
Dengan kata lain, melalui MEA, sepuluh negara ASEAN akan membentuk pasar perdagangan tunggal yang dapat bernegosiasi dengan eksportir dan importir baik ASEAN maupun non-ASEAN.
Nah, bagi Indonesia, MEA bisa menjadi sebuah peluang besar karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Berikut ini fakta penting mengenai data ekspor-impor sepuluh negara MEA yang dihimpun KONTAN dari World's Richest Countries, World's Top Exports 2014, dan tradingeconomics.com.
Tingkat impor Kamboja mengalami peningkatan menjadi KRH 3.733,40 miliar pada Mei 2015 dari sebelumnya KRH 3.471,70 miliar pada April 2015.Sementara, tingkat rata-rata impor Kamboja pada periode 2009-2015 sebesar KRH 5.410,24 miliar. Tingkat impor Kamboja mencapai rekor tertinggi pada Desember 2013 dengan nilai mencapai KRH 10.591 miliar. Sedangkan nilai impor terendahnya terjadi pada Februari 2014 dengan nilai KRH 2.285,10 miliar.
Impor utama Kamboja adalah produk bahan bakar, tekstil, kendaraan, rokok, peralatan kelistrikan dan kesehatan. Adapun partner impor terbesar Kamboja di ASEAN adalah Thailand.
Tingkat ekspor Myanmar menorehkan kenaikan menjadi US$ 984,70 juta pada Mei 2015 dari sebelumnya US$ 595,60 juta pada April 2015. Rata-rata tingkat ekspor di Myanmar pada periode 2010 hingga 2015 sebesar US$ 867,90 juta. Tingkat ekspor Myanmar mencapai rekor tertinggi di sepanjang sejarah pada Desember 2013 dengan nilai mencapai US$ 1.747,30 juta. Sedangkan nilai ekspor dengan rekor terendah terjadi pada April 2011 dengan nilai US$ 502,60 juta.
Ekspor Myanmar didominasi oleh minyak dan gas alam. Produk ekspor lainnya meliputi sayur-sayuran, kayu, ikan, pakaian, karet, dan buah-buahan.Adapun partner ekspor Myanmar terbesar di ASEAN adalah Indonesia.
Tingkat ekspor Laos mengalami penurunan menjadi US$ 651,66 juta pada kuartal III 2015 dari US$ 683,79 juta pada kuartal II 2014. Jika dihitung rata-ratanya, ekspor Laos mencapai US$ 357,42 juta pada periode 2004 hingga 2015. Posisi ekspor Laos mencapai rekor tertinggi pada kuartal I 2014 senilai US$ 707,06 juta.
Sedangkan posisi ekspor dengan rekor terendah terjadi pada kuartal I 2005 dengan nilai US$ 11,50 juta. Produk ekspor utama Laos antara lain kayu, pakaian, kopi, listrik, logam, jagung, dan karet. Sedangkan negara partner ekspor terbesar Laos adalah Thailand dan Vietnam.
sumber data :World's Richest Countries, World's Top Exports 2014, dan tradingeconomics.com