KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap catat kinerja positif pada separuh pertama 2025. Imbal hasil alias return juga diproyeksikan masih jadi jawara di sisa tahun ini.
Berdasarkan data Infovesta, kinerja reksadana pendapatan tetap per 14 Juli 2025 memberikan return tertinggi 4,16% secara year to date (ytd). Disusul reksadana pasar uang 2,64% ytd dan reksadana campuran 1,53% ytd. Adapun reksadana saham masih minus 1,72% ytd.
Wawan Hendrayana, VP Infovesta Utama memandang, reksadana pendapatan tetap mendapat dukungan dari pemangkasan bunga Bank Indonesia (BI) dan ekspektasi pemangkasan bunga Federal Reserve (Fed). "Kemungkinan sampai akhir 2025 kisaran return reksadana pendapatan tetap di 8% – 9% ," tutur Wawan, Selasa (15/7).
Baca Juga: BRI-MI Catat Dana Kelolaan Reksadana Rp 41 Triliun Per Juni 2025
Hanif Mantiq, CEO STAR Asset Management memproyeksi, return reksadana pendapatan tetap di 5,5% – 7,5% yoy. Per akhir Juni 2025, instrumen investasi ini masih memiliki proporsi asset under management (AUM) terbesar di industri reksadana hingga mencapai 31%.
"Investor bisa masuk bertahap ke reksadana campuran dan saham berbasis sektor defensif serta rebalancing berkala sesuai profil risiko dan kondisi pasar," imbuh Hanif, Selasa (15/7).
Reza Fahmi Riawan, Head of Business and Development Henan Putihrai AM bilang, bangun eksposur bertahap pada reksadana pendapatan tetap dengan durasi menengah untuk menangkap peluang capital gain saat yield mulai bergerak turun.
Sucorinvest Monthly Income Fund (SMIF) per 30 Juni 2025 meraup dana kelolaan Rp 2,38 triliun, tumbuh 151,6% ytd. "Alokasi aset banyak ditempatkan pada obligasi korporasi," ujar Lolita Liliana, Head of Investment Specialist & Product Development Sucor Asset Management.