KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga separuh tahun 2025, kinerja reksadana masih diwarnai oleh dinamika siklus pasar dan kekuatan fundamental jangka panjang. Kendati, prospeknya tetap dipandang menarik, terutama pada kelas aset yang konservatif. 

Berdasar data Infovesta Utama, kinerja reksadana pendapatan tetap per 31 Juli 2025 memberikan imbal hasil tertinggi sebesar 4,57% year to date (ytd). Disusul reksadana campuran sebesar 2,64% ytd. Adapun reksadana pasar uang sebesar 2,88% ytd dan reksadana saham masih minus 0,31% ytd. 

Tapi kinerja secara bulanan, reksadana saham mampu mencetak return 2,72%. “Tetapi kemungkinan awal Agustus nanti, indeks harga saham gabungan (IHSG) akan terkoreksi dulu sebelum ada potensi untuk rebound kembali dikisaran 7.250 -7.650,” ujar Arjun Ajwani, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Kamis (31/7).

Saat ini IHSG dalam kondisi overbought secara teknikal dan belum memiliki sentimen positif baru yang mendorong penguatan lebih lanjut. Disisi lain, laporan keuangan kuartal II 2025 juga diperkirakan tidak sekuat kuartal sebelumnya. 

Baca Juga: Reksadana Baru Besutan BRI-MI Ini Tawarkan Diversifikasi Investasi Berbasis Dolar AS

Hanif Mantiq, CEO STAR Asset Management bilang, kinerja positif reksadana dalam sebulan terakhir ini tak lepas dari beberapa faktor seperti kesepakatan tarif AS - Indonesia, pemangkasan BI-Rate hingga data ekonomi global serta domestik terbaru. 

Meski begitu, Hanif menilai potensi ketidakpastian global hingga akhir tahun ini masih ada. Ditambah peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) masih ada hingga akhir 2025. 

“Sejauh ini investor cenderung memburu kelas aset konservatif, tapi  tetap memberikan imbal hasil yang kompetitif,” tutur Hanif kepada Kontan, Kamis (31/7). 

Reza Fahmi Riawan, Head of Business and Development Henan Putihrai AM menambahkan, tahun 2025 merupakan tahun transisi menuju fase recovery yang lebih luas. Artinya, seiring dengan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang masih akan menjadi pilihan utama untuk menjaga stabilitas.
 

Selanjutnya: Rupiah Selama Sepekan Tertekan Otot Dolar AS

komentar