KONTAN.CO.ID - Perang tarif yang ditabuh pemerintah negeri Uncle Sam, bikin ketidakpastian di global. Buntutnya, kinerja aset pasar modal ikut meriang.
Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), acuan kinerja saham-saham di BEI, sempat amblas di bawah 6.000 pada 9 April lalu. Imbasnya, kinerja reksadana berbasis saham ikut memble. Bukan cuma tersulut ketegangan global, pasar lokal mewaspadai kinerja pemerintahan baru.
Meski belakangan pasar saham mencoba bangkit, seiring negosiasi antara AS dengan negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia, tidak ada jaminan perang tarif berakhir. Malah, ada kekhawatiran ekonomi dunia melambat karena efek perang dagang. Dalam situasi yang sarat ketidakpastian, menyiagakan cash sembari menunggu kondisi pasar modal membaik, adalah langkah defensif yang bijak.
Jika Anda mencari alternatif untuk memarkir dana, coba pertimbangkan reksadana pasar uang (RDPU), khususnya yang menawarkan fasilitas pencairan lebih awal atau sameday redemption (T+0).
Biasanya, pencairan RDPU butuh waktu satu hari sampai dua hari. Nah, dengan fasilitas T+0, dana dapat cair pada hari yang sama saat pengajuan redemption, alias sangat likuid.
Meskipun imbal hasilnya tidak seatraktif reksadana saham dan obligasi, RDPU membantu investor menjaga nilai portofolio tetap positif. RDPU berinvestasi pada deposito berjangka atau surat utang yang jatuh tempo kurang dari setahun. Instrumen ini berisiko rendah dan minim fluktuasi harga, sehingga nilai unit penyertaan RDPU relatif stabil.
Baca Juga: Pasar Modal Rawan Fluktuasi Tajam, Siaga Aset Cash
Salah satu yang menawarkan fasilitas sameday redemption adalah reksadana Capital Optimal Cash (COC). Wisnu Karto, Head of Investment Capital AM, mengatakan, keunggulan RDPU ini memberikan potensi imbal hasil di atas suku bunga tabungan, serta memungkinkan pembayaran redemption pada hari yang sama.
COC menyasar investor yang butuh instrumen investasi yang likuid, dengan imbal hasil optimal. "Misalnya, investor saham yang mencari alternatif investasi, sambil menunggu timing yang tepat untuk beli saham," ungkapnya dalam keterangan tertulis Rabu (30/4).
Di Maybank Asset Management, fasilitas T+0 tersedia pada reksadana Maybank Syariah Cash Fund (MSCF). Menurut Dimas Noverio, Head of Equity Maybank AM, potensi imbal hasil reksadana ini lebih menarik ketimbang produk giro dan tabungan. Plus pencairan dana dapat dilakukan pada hari yang sama setelah transaksi.
Jadi, apabila sewaktu-waktu butuh dana untuk beli saham, maka pencairan atau redemption RDPU bisa cepat dilakukan pada hari yang sama dengan membeli saham.
"Reksadana MSCF cocok bagi investor konservatif yang memperhatikan likuiditas tinggi dengan potensi imbal hasil kompetitif, serta memiliki jangka waktu investasi pendek," beber Dimas, Selasa (29/4).
Baca Juga: Pegang Uang Cash Rp 5.500 Triliun Lebih, Warren Buffett Ungkap Strateginya
Produk lain yang menawarkan fasilitas sameday redemption yaitu Mandiri Investa Pasar Uang II (MIPU2). Direktur Mandiri Manajemen Investasi, Arief Budiman, bilang, MIPU2 dapat menjadi solusi diversifikasi portofolio jangka pendek. Reksadana ini menyasar investor yang butuh fleksibilitas tinggi dalam berinvestasi, namun berisiko rendah.
"MIPU2 memungkinkan pencairan dana pada hari yang sama, menjadikannya ideal untuk pengelolaan dana jangka pendek," jelas Arief dalam keterangan tertulis, Rabu (30/4).
Return ungguli deposito
Secara historis, imbal hasil RDPU memang lebih tinggi dibanding tabungan atau deposito berjangka di bank.
Menurut Arief, secara historis, MIPU2 menorehkan kinerja yang stabil dan kompetitif mengalahkan benchmark, yaitu net bunga deposito bank KBMI4 alias bank kelas kakap. Pada 2023, return MIPU2 sebesar 3,01%, dan meningkat menjadi 3,33% pada tahun lalu.
Hasil ini, klaim Arief, mencerminkan pendekatan pengelolaan yang prudent dan konsisten dalam memilih instrumen pasar uang berkualitas tinggi dan menjaga stabilitas portofolio. Tahun ini, prospek return MIPU2 diperkirakan tetap di kisaran 3,50%-4,00%. Ini sejalan dengan tingkat portofolio yield dan lebih tinggi dari deposito bank KBMI 4 saat ini.
Ke depan, Arief bilang, perubahan suku bunga Bank Indonesia (BI) faktor penting yang memengaruhi imbal hasil deposito yang diterima oleh RDPU. "Jika tren suku bunga stabil atau meningkat, potensi return MIPU2 akan tetap kompetitif sepanjang tahun," imbuhnya.
Adapun COC pada tahun lalu hasilkan return 4,41%. Wisnu memperkirakan, imbal hasil pada 2025 akan kurang lebih sama dengan tahun lalu. Namun, dia tak menampik ada kemungkinan juga berubah menyesuaikan kondisi pasar, terutama perubahan suku bunga.
Di sisi lain, reksadana MSCF mencetak return 3,77% pada 2024. Kata Dimas, melihat tren suku bunga yang masih bertahan tinggi, maka tahun ini estimasi return potensial MSCF di kisaran 3,5% sampai 4,25%.
Asumsi return itu mempertimbangkan stabilitas suku bunga BI dan tidak ada gejolak besar di sektor keuangan. Adapun kondisi likuiditas ditaksir masih ketat di sisa tahun ini,
"Karena, masih ada kemungkinan yield di AS masih tinggi, sementara di sisi domestik yield obligasi ritel cukup tinggi sehingga menarik likuiditas di masyarakat," beber Dimas.
Memilah RDPU T+0
RDPU dengan fasilitas redemption T+0 dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan aset terutama di masa yang tidak menentu.
Sambil menunggu momentum pemulihan pasar saham, saran Wisnu, investor yang memiliki dana idle di RDN, dapat mengalihkannya menjadi unit penyertaan Capital Optimal Cash, agar tetap mendapatkan return yang optimal.
Baca Juga: Ketidakpastian Global Tinggi, Bagaimana Mengatur Portofolio Reksadana?
Kelak, apabila memesan saham, segera ajukan redemption sesuai ketentuan waktu atau cut off rime pencairan COC, agar dana untuk settlement saham bisa tersedia tepat waktu
Senada, Dimas bilang, di tengah ketidakpastian pasar, investor dapat memanfaatkan Maybank Syariah Cash Fund sebagai tempat parkir dana sementara, dengan potensi imbal hasil lebih kompetitif ketimbang tabungan.
Meski dipandang aman, Dimas bilang, investor wajib memahami RDPU tetap memiliki risiko. Perubahan suku bunga dapat memengaruhi imbal hasil. Maka, investor harus mempertimbangkan profil risiko, tujuan investasi dan mempelajari prospektus reksadana sebelum berinvestasi.
Arief menambahkan, di tengah kondisi pasar tidak menentu dan volatilitas tinggi pada instrumen berisiko, RDPU menjadi pilihan tepat bagi investor profil risiko rendah. Kinerja yang stabil dan volatilitas rendah, menjadikan RDPU instrumen defensif yang tetap produktif.
Bagi investor yang masih bersikap wait and see sebelum masuk ke reksadana saham atau pendapatan tetap, RDPU bisa untuk mengoptimalkan dana yang sewaktu-waktu harus dicairkan. "Fitur T+0 memungkinkan investor cepat merespons momentum pasar tanpa menunggu proses pencairan berhari-hari," kata Arief.
Dalam memilih RDPU, Arief menyarankan cermati fund fact sheet (FFS) secara rutin. Perhatikan komposisi aset, kualitas institusi penerbit deposito, dan pendekatan pengelolaan yang diterapkan. Ini penting untuk memastikan reksadana yang dipilih likuid, stabil, dan sesuai dengan tujuan investasi.
Baca Juga: BRI-MI Andalkan Dua Reksadana Pasar Uang untuk Hadapi Volatilitas Global
Melvin Mumpuni, Perencana Keuangan Finansialku, menambahkan, bagi investor ritel, RDPU dengan fitur sameday redemption cocok untuk dana darurat. Pun bagi badan hukum, bisa memaksimalkan RDPU sebagai alternatif cash management. Sebab, return-nya tidak kalah dibanding deposito.
Meski RDPU risikonya rendah, kata Melvin, tetap perlu cermat memilah. Pilihlah produk yang dikelola manajer investasi dengan rekam jejak baik. Cari yang bukukan rata-rata return stabil positif.
Lalu, cari RDPU yang standar deviasinya mendekati nol. Standar deviasi menunjukkan seberapa besar risiko berbanding potensi return. Jika dalam portofolio RDPU banyak instrumen surat utang, pastikan durasi portofolio di bawah 1 tahun, imbuh Melvin.
Berikut ini beberapa RDPU T+0 yang tersedia di pasar:
- MIPU2
Dipasarkan sejak Maret 2018, dana kelolaan MIPU2 sebesar Rp 9,3 miliar per 28 April 2025. Reksadana ini menyasar investor yang mencari instrumen berisiko rendah dan likuiditas sangat tinggi, sebagai strategi diversifikasi portofolio jangka pendek.
MIPU2 sepenuhnya berinvestasi pada instrumen time deposit, sesuai dengan kebutuhan likuiditas tinggi yang mendukung fitur T+0. Pengelolaan dana difokuskan pada time deposit di bank-bank dengan rasio keuangan yang sehat, khususnya dari sisi likuiditas. Seluruh penempatan berada pada tenor 1 bulan dan memiliki fitur breakable, sehingga dapat dicairkan tanpa penalti. Selain itu, sekitar 10% portofolio ditempatkan pada deposito on call untuk menjaga likuiditas harian.
Indikasi return MIPU2 tercermin dari portfolio yield yang saat ini berada di kisaran 3,50%-4,00% per tahun.
MIPU2 dapat dibeli melalui Mandiri Sekuritas, IndoPremier, Ajaib, Trimegah Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tanamduit, dan Buka Investasi Bersama. Minimum pembelian dan penjualan mulai dari Rp 10.000.
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Masih Moncer
Untuk memanfaatkan fitur T+0, yakni pencairan dana di hari yang sama, investor harus mengajukan penjualan alias redemption sebelum pukul 10.00 WIB di hari bursa.
Transaksi beli dan jual tidak dikutip ongkos. Hanya, ada biaya manajemen maksimal 1,5% per tahun.
- MSCF
Maybank Syariah Cash Fund dipasarkan Desember 2023. MSCF hanya berinvestasi pada efek pasar uang, berupa deposito syariah. Kebijakan pemilihan aset dasar didasarkan pada prinsip syariah dan fokus pada deposito yang memiliki likuiditas tinggi untuk mendukung fasilitas pencairan T+0.
MSCF dapat dibeli melalui Maybank Sekuritas, Ajaib Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas. Nominal beli atau jual minimal Rp 100.000.
Khusus di Maybank Sekuritas, proses beli dan jual secara otomatis melalui fitur Auto Sweep yang mengalihkan dana mengendap di Rekening Dana Nasabah (RDN) menjadi unit penyertaan MSCF. Sedangkan, di Ajaib dan BRI Sekuritas, prosesnya sama seperti normal proses beli jual RDPU.
Jika dana ingin cair pada hari yang sama (T+0), dokumen pencairan harus diajukan maksimal pukul 10.30. Penjualan diproses berdasarkan NAB pada hari bursa yang sama. Bank kustodian akan memaksimalkan proses pembayaran dana redemption sebelum jam operasional bank berakhir pada hari yang sama.
MSCF tidak mengutip fee beli dan jual. Namun, ada biaya manajemen maksimal 1% per tahun. Hingga 27 Maret 2025, reksadana ini mengumpulkan dana kelolaan Rp 160 miliar.
Baca Juga: Analis Masih Merekomendasikan Reksadana Pasar Uang dengan Fasilitas Sameday Redeem
- Capital Optimal Cash
Dipasarkan sejak Oktober 2021, COC mengalokasikan portofolio pada deposito perbankan yang breakable. Maka, potensi return COC kurang lebih mirip deposito perbankan dengan tingkat risiko rendah.
RDPU ini memungkinkan pembayaran redemption pada hari yang sama, asalkan instruksi penjualan dilakukan sebelum pukul 09.00 WIB. Jadi, COC cocok untuk nasabah sekuritas parkir dana, sambil menunggu momentum untuk transaksi saham.
Hanya, sejauh ini, fasilitas T+0 baru dapat ditransaksikan di Mirae Sekuritas.
Minimal pembelian COC mulai dari Rp 10.000. Tidak ada minimal redemption untuk mendapatkan pembayaran T+0. Mekanisme transfer dana akan dilakukan oleh bank kustodian dengan best effort.