Sejak lama, keberadaan Tambang Freeport membekaskan peluru, menumpahkan darah, memicu pertikaian dan meninggalkan ketidakpuasan di Tanah Papua. Hingga kini, peluru masih tetap meletus, konflik dan kerusuhan kerap meletup. Puluhan bahkan ratusan orang, baik dari pihak PT Freeport Indonesia maupun masyarakat Papua menjadi korban peluru tersebut.