JAKARTA. Bisnis pariwisata Indonesia terus mencatatkan peningkatan setiap tahunnya. Tak heran, pemerintah optimistis akan perkembangan bisnis pariwisata Indonesia dengan memasang target yang cukup tinggi. Apa saja strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk mencapai target tersebut? Bagaimana kendala yang dihadapi pemerintah untuk pengembangan bisnis pariwisata Indonesia saat ini?
Berikut hasil wawancara KONTAN dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu:
Bagaimana perkembangan industri pariwisata Indonesia pada tahun ini?
Kita patut bersyukur, di tengah ketidakpastian perekonomian global saat ini, pariwisata Indonesia masih tumbuh sebesar 5%. Pertumbuhan ini masih di atas pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 3,8%. Sementara itu, berdasarkan data BPS dan Pusdatin Kemenparekraf, posisi Januari hingga September 2012, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebanyak 5.895.288 atau tumbuh 5,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 5.614.238 wisman.
“ pariwisata Indonesia masih tumbuh sebesar 5%. Pertumbuhan ini masih di atas pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 3,8%. ”
Apa saja kendala dan tantangan yang dihadapi Kemenparekraf dalam mengembangkan industri pariwisata tahun ini?
Dalam mengembangkan pariwisata, kami masih banyak menghadapi kendala dan tantangan. Di antaranya, yang utama, adalah infrastruktur, konektivitas dan transportasi; terutama bandara yang bertaraf internasional agar penerbangan dapat langsung dari negara sumber pasar wisman ke destinasi di tanah air dan pelabuhan laut yang dapat disandari kapal pesiar. Selain itu, kualitas produk wisata kita yang masih belum berkembang sesuai dengan keinginan pasar, lebih banyak menjual obyek wisata di Jawa dan Bali, sementara potensi pariwisata Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote. Tantangan ke depan adalah, bagaimana mengembangkan produk pariwisata agar lebih kreatif baik dari sisi kemasan dan variasinya serta mengembangkan daya tarik obyek wisata di luar Jawa-Bali terutama kawasan Indonesia timur atau Bali beyond .
Langkah apa saja yang dilakukan untuk menghadapi kendala dan tantangan tersebut?
Kita berusaha meningkatkan sinergi dengan instansi terkait; antara lain dengan Kemen PU, Kemenhub, dan Pemerintah Daerah. Bentuk sinergi dengan Kementerian PU, misalnya, kita mendorong agar meningkatkan dan memprioritaskan pembangunan infrastrukur seperti pembangunan dan perbaikan jalan menuju ke obyek-obyek wisata agar lebih baik dan nyaman. Begitu pula dengan Kementerian Perhubungan dan BUMN. Kita dorong agar fasilitas bandara dan pelabuhan kapal pesiar lebih baik. Kita dorong maskapai penerbangan nasional dan asing agar meningkatkan seat capacity dan koneksitas ke kota-kota tujuan wisata unggulan kita. Dengan pihak Pemda dilakukan pendukungan penyelenggaraan even-even daerah sebagai daya tarik pariwisata, dan melakukan pendampingan penyiapan obyek wisata yang berdaya saing.
Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisata mancanegara (wisman) pada akhir tahun mencapai 8 juta orang. Sementara, data BPS menunjukkan, per September 2012 jumlah wisman baru mencapai 5.895.288. Strategi apa yang Ibu siapkan untuk mencapai target tersebut?
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan stakeholder pariwisata; airlines, perusahaan biro perjalanan wisata dan perhotelan serta Pemprov, Pemkab dan Pemkot mengoptimalkan strategi agar kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada akhir tahun tercapai target 8 juta wisman. Salah satunya dilakukan melalui program "Year-end Festive Season 2012" yang akan berlangsung selama tiga bulan (Oktober, November, hingga Desember 2012), dengan melakukan promosi pariwisata dengan fokus pasar sejumlah negara tetangga.
Bagaimana dengan target kunjungan wisata dalam negeri? Apakah Kemenparekraf optimis terget tersebut bisa tercapai?
Tahun 2012, sesuai dalam Renstra (Rencana Strategis) Kemenparekraf 2012-2014, kami menargetkan terjadi pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di dalam negeri sebanyak 245 juta pergerakan. Hal ini berdasarkan perkembangan pada setiap tahunnya di mana pergerakan wisnus tercatat terus meningkat secara signifikan. Penyebabnya adalah faktor meningkatnya tingkat pendapatan pada masyarakat menengah yang juga memprogramkan acara berwisata, serta meningkatnya penerbangan LCC (low cost carrier), serta tindakan pelaku biro perjalanan yang mengemas paket wisata yang terjangkau ke destinasi unggulan. Faktor-faktor tersebut mendorong masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan atau berwisata di dalam negeri. Kami optimistis, target wisnus tahun ini tercapai, mengingat berbagai program dan kegiatan yang bertujuan memperbaiki kualitas destinasi telah dilakukan melalui program Destination Management Organization (DMO). Program ini merupakan sinergi antara Pemerintah Pusat/Pemda dan stakeholder, untuk menata dan memperbaiki kawasan wisata secara komprehensif.
Bagaimana dengan nilai transaksi wisatawan nusantara untuk tahun ini?
Pengeluaran wisnus tahun 2012 kami targetkan sebesar Rp 171,5 triliun atau setara US$ 18 miliar. Nilai ini sama dengan dua kali lipat lebih besar dibandingan penerimaan devisa dari wisman yang tahun ini ditargetkan sebesar US$ 9 miliar. Wisnus merupakan andalan pariwisata nasional.
Menjelang akhir tahun, program apa saja yang disiapkan Kemenparekraf untuk menggairahkan industri pariwisata Indonesia sehingga mampu menjadi destinasi wisman?
Menjelang akhir tahun, khususnya pada Oktober, November, dan Desember, merupakan bulan-bulan yang termasuk peak season. Hal itu ditandai dengan melonjaknya kunjungan wisman. Namun, kita mewaspadai kondisi ekonomi global yang tidak menentu serta persaingan yang semakin ketat dalam memperebutkan wisman di akhir tahun oleh negara-negara tetangga. Terkait hal itu, kita perlu mengoptimalkan strategi pemasaran. Salah satu programnya adalah "Year-end Festive Season 2012".
Negara mana saja yang menjadi target untuk program tersebut?
Kegiatan "Year-end Festive Season 2012" mempunyai fokus pasar negara tetangga yakni; Singapura, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Jepang, dan RRT. Kita menjaring wisman dari negara ini karena selain jaraknya dekat juga relatif mudah untuk mengalihkan liburan akhir tahunnya ke Indonesia. Kemenparekraf memprediksi, selama Oktober-Desember, akan terjadi pertumbuhan kunjungan wisman rata-rata 126.000 per bulan dari enam pasar yang dibidik tersebut sehingga dampaknya akan signifikan pada pencapaian target kunjungan wisman akhir tahun 2012 sebanyak 8 juta wisman.
Indonesia saat ini sudah meraih peringkat investment grade. Apakah hal ini berdampak pada industri pariwisata Indonesia? Bagaimana Kemenparekraf memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan industri pariwisata?
Kita terus mendorong agar investor menanamkan modalnya di sektor pariwisata, khususnya di kawasan wisata yang telah siap. Belum lama ini pemerintah (Kemenparekraf) menggelar ITID (Indonesia Tourism Investment Day) untuk memfasilitasi para pengelola kawasan wisata Indonesia bertemu dengan para investor mancanegara. Pada pertemuan di ITID tersebut, banyak investor tertarik untuk berinventasi di kawasan wisata. Minat investor untuk menanamkan modalnya di bidang usaha pariwisata cukup tinggi. Menurut laporan BKPM, sampai dengan September 2012 nilai investasi sektor pariwisata yang menggunakan fasilitas PMA mencapai Rp 6,9 triliun, atau naik 2 hingga 3 lipat dibandingkan pada tahun 2011 sebesar Rp 2,4 triliun.
Bicara mengenai industri kreatif, bagaimana perkembangannya saat ini di Indonesia?
Perkembangannya cukup baik. Kami harapkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terus meningkat. Kami menargetkan kontribusi Ekraf terhadap PDB sebesar 8,75% pada 2014. Sedangkan terhadap penciptaan lapangan kerja nasional sebesar 8,46%. Masalahnya, bagaimana caranya agar ekonomi kreatif di Indonesia bisa lebih berkembang? Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menetapkan 15 subsektor industri kreatif, dan lima besar di antaranya masuk dalam fokus pengembangan, antara lain fashion, musik, film, seni pertunjukan dan kerajinan serta digital konten. Kemenparekraf akan menyelenggarakan Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) ke-6 (sejak 2007) pada tanggal 21-25 November 2012 di Epicentrum Walk, Kuningan Jakarta, dengan tema Yang Muda Yang Berkreasi. Tujuan kegiatan ini untuk membangun kesadaran seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan kreativitas berbasis warisan budaya bangsa melalui inovasi teknologi, mendorong penciptaan lapangan kerja, dan menghasilkan nilai tambah ekonomi. Lebih dari itu, lewat PPKI diharapkan akan terbangun jejaring yang bisa semakin mendorong kreativitas anak muda. Di sini, Kemenparekraf hanya berperan sebagai fasilitator, dengan harapan anak-anak muda bisa berkolaborasi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif.
Ada berapa daerah baru yang tengah disasar untuk pengembangan industri kreatif?
Kita ketahui telah ada beberapa kota sebagai kota kreatif antara lain Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Jember, Denpasar, Medan, Makassar serta sejumlah kota lain.
Kemenparekraf saat ini tengah mengembangan 16 destinasi wisata baru di 12 provinsi. Sebagian besar destinasi itu merupakan wisata minat khusus, di antaranya trekking, snorkeling, diving, dan golf. Berapa nilai investasi untuk program ini?
Kemenparekraf mengategorikan Wisata Minat Khusus menjadi 7 jenis yang meliputi: wisata budaya dan sejarah, wisata alam dan ekowisata, wisata olahraga dan rekreasi, wisata kapal pesiar dan yacht, wisata kuliner dan belanja, wisata kesehatan dan kebugaran, serta wisata konvensi, insentif, pameran dan event. Dalam RIPPARNAS (Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional) sebagai cetak biru pariwisata hingga 2015, kita memiliki 88 kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Target kami dalam dua tahun ke depan atau hingga 2014 adalah mempersiapkan sebanyak 16 KPSN menjadi daya tarik baru untuk meningkatkan kunjungan wisman. Kita harapkan, wisata minat khusus ini banyak diminati investor, sementara peran pemerintah hanya memfasilitasi. Misalnya melalui kegiatan ITID (Indonesia Tourism Investment Day) untuk mempertemukan investor dengan pemilik kawasan wisata.
Bagaimana peluang dan prospek wisata minat khusus ke depannya?
Cukup baik. Tren wisatawan dunia ke depan, turislebih menyukai jenis wisata alam yang penuh tantangan dan wisata budaya yang unik. Kita memiliki keunggulan dalam dua hal itu. Namun keunggulan tersebut masih membutuhkan fasilitas infrastruktur yang memadai serta dikemas dalam paket menarik serta dipromosikan secara efektif.
Langkah apa saja yang akan dilakukan pemerintah dalam pengembangan wisata minat khusus ini?
Meningkatkan kualitas di antaranya dengan membuat standarisasi pelayanan serta fokus pasar. Misalnya, kita akan memperkuat produk wisata bahari dengan mengembangkan wisata cruise, wisata olahraga dan rekresi seperti wisata bahari dengan mengembangkan diving, snorkeling, maupun yachting.