Review Emas 2011

Berburu emas hingga pengujung tahun Kelinci Emas dibaca sebanyak 11024 kali

Permintaan emas batangan melonjak seiring kenaikan harga. Warga pun rela mengantre dan kecewa demi mendapatkan emas idaman. Ke depannya, Antam sudah siap memenuhi permintaan logam mulia tersebut.

Oleh: Barratut Taqiyyah dan Edy Can

Lonjakan harga emas tahun 2011 menimbulkan antusiasme masyarakat Indonesia untuk berinvestasi. Permintaan emas pun membengkak seiring dengan kenaikan harga.

Dollar

Tinggi animo masyarakat terlihat dari antrean membeli emas batangan di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pada 9 September 2011 lalu, para pembeli mengular demi memperoleh emas batangan produk Antam tersebut.

Namun, sebagian besar pembeli terpaksa gigit jari lantaran stok barang sudah ludes sejam sejak loket penjualan dibuka. Asal tahu saja, penjualan logam Antam mulai dibuka pukul 09.00 WIB.

Pemandangan antrean konsumen yang mengular hingga keluar pagar utama kantor pusat Antam di Jalan Pemuda, Pulogadung, merupakan yang kali pertama terjadi di Antam. Marketing Manager divisi Logam Mulia Antam Martana S. Marjana pada waktu itu mengungkapkan, antrean terjadi karena cadangan emas logam mulia terbatas.

Menurutnya, jumlah emas yang ditawarkan kepada masyarakat per harinya tidak sama karena tergantung dari pasokan produksi dari tambang. Tak heran, jika banyak konsumen yang sudah mengantre sejak pagi hari tidak kebagian. Jika terjadi hal semacam itu, Antam akan melakukan pembatasan pembelian untuk satu konsumen.

Dollar

Marketing Manager divisi Logam Mulia Antam Bambang Wijanarko mengungkapkan, kenaikan harga emas menjadi daya tarik bagi investor untuk mengoleksi emas. "Tak heran jika permintaan emas setiap bulannya pada tahun ini ikut naik mengikuti lonjakan harga emas dunia," paparnya.

Berdasarkan catatan yang dihimpun KONTAN, pada situs resmi www.logammulia.com menunjukkan, harga emas batangan seberat 1 kilogram (kg) yang ditawarkan oleh divisi Logam Mulia Aneka Tambang (Antam) pada awal tahun hanya sebesar Rp 414.000. Harga emas logam mulia Antam merangkak hingga ke level tertingginya di sepanjang sejarah di posisi Rp 545.000 per gram. Itu artinya, harga emas domestik sempat melonjak 31,64%. Per 1 Desember, posisi harga emas batangan 1 kg mencapai Rp 527.000 atau naik 27,29% dibanding awal tahun.

Dollar

Bambang menjelaskan, antrean konsumen yang mengular panjang itu juga disebabkan oleh permasalahan pasokan emas dari pabrik. "Waktu itu, masalah produksi terjadi selama September hingga Oktober," jelas Bambang.

Dia bercerita, tingkat permintaan konsumen pada waktu itu sangat beragam, mulai dari pecahan emas yang kecil hingga besar. Namun, karena ketersediaan yang terbatas, banyak dari mereka yang rela menunggu. "Intinya, kami tidak terlalu siap dengan antusiasme masyarakat yang sangat tinggi pada waktu itu," katanya.

Dollar

Namun, saat ini, Antam sudah melakukan sejumlah antisipasi agar antrean tersebut tidak lagi terulang. Selain memperbaiki masalah produksi, Antam juga membuka layanan pemesanan lewat telpon. "Masyarakat yang ingin membeli emas di Antam hanya perlu menelpon, nanti diberikan nomor faktur, dan transfer dana saja. Tidak perlu ada antrean panjang seperti waktu itu," urai Bambang.

Penjualan melebihi produksi

Asal tahu saja, produksi emas Antam saat ini terfokus di dua tambang, yakni tambang Pongkor dan tambang Cibariung. Tingkat produksi emas di tambang Pongkor ditargetkan mencapai 2 ton pada akhir tahun ini. Sedangkan produksi emas di tambang Cibariung ditargetkan mencapai 700 ton. "Kami optimistis target tersebut bisa tercapai," kata Bambang.

Sejauh ini, tingkat penjualan divisi Logam Mulia Antam sudah melampaui tingkat produksi. Tingkat rata-rata penjualan emas Antam sebesar 20 kilogram (kg) per hari. Namun, ada beberapa bulan yang tingkat penjualannya mencapai 25 kg (Juli) dan 30 kg (September).

Dollar

Bambang mengungkapkan, dari awal tahun hingga Oktober lalu, jumlah penjualan emas Antam sudah mencapai 3 ton emas. Dengan demikian, ada kelebihan permintaan emas Antam dibanding tingkat produksinya.

Dalam mengatasi hal itu, Antam menggandeng mitra kerjanya di Singapura, yakni Bullion Bank, untuk menyediakan pasokan emas yang akan dijual di Indonesia. "Kami memang mengimpor emas jika permintaan melebihi tingkat produksi kami," jelasnya.

"Masyarakat yang ingin membeli emas di Antam hanya perlu menelpon, nanti diberikan nomor faktur, dan transfer dana saja. Tidak perlu ada antrean panjang seperti waktu itu." Marketing Manager divisi Logam Mulia, Antam Bambang Wijanarko

Tahun depan, Antam optimistis bisa memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. Sayang, Bambang belum bisa memberikan informasi berapa target penjualan emas tahun depan. Yang pasti, "Sepanjang pasar membutuhkan lebih banyak emas, kami sudah siap sedia. Jika produksi masih kurang, kami bisa mengimpor lagi," jelasnya.

Mengenai harga emas, Bambang memprediksi harganya masih akan tetap naik. "Kenaikannya saya rasa sama dengan tahun ini sebesar 20%-an," jelasnya.