Proyeksi Emas 2012

Si Kuning (masih) be-rollercoaster dibaca sebanyak 6875 kali

Pergerakan harga emas sepanjang 2011 bak rollercoaster. Satu masa harganya menanjak tinggi hingga memecahkan rekor. Ada pula saatnya harganya mendadak jatuh terjerembab. Tahun 2012, pergerakan emas masih sama. Sebagian besar meramalkan si kuning kembali memecahkan rekor harga tertingginya. Ada juga yang bilang bakal anjlok.

Oleh: Barratut Taqiyyah dan Edy Can

Kondisi perekonomian Eropa dan Amerika Serikat yang muram membuat investor melarikan investasinya ke emas. Tak pelak, harga si kuning sepanjang tahun ini beberapa kali memecahkan rekor karena menjadi incaran si pemburu cuan.

Dollar

Sebagai bukti, pada 3 Januari 2011 lalu, harga kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengantaran Desember di Comex New York masih berada di posisi 1.433,60 per troy ounce. Menginjak 6 September 2011, harga kontrak emas melonjak hingga ke level US$ 1.920,30 per troy ounce. Itu artinya, harga emas sudah terbang nyaris 34%. Ini merupakan rekor tertinggi di sepanjang sejarah.

Ariston Tjendra, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, menilai faktor yang paling besar mempengaruhi pergerakan harga emas adalah krisis utang Eropa. Selain isu Eropa, ada pula isu lainnya yakni kisruh batasan batas utang, penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Standard & Poor's dan perlambatan ekonomi Amerika Serikat.

Hal tersebut juga diamini oleh Ibrahim, senior analis Harvest International Futures. Dia melihat kenaikan harga emas berlawanan dengan pergerakan dollar Amerika Serikat. "Indeks dollar yang kian menurun menyebabkan investor beralih ke aset lain yang lebih aman yakni emas," jelas Ibrahim.

Dollar

Kemilau harga emas hanya bertahan sementara. Setelah 20 hari memecahkan rekor, harga emas kembali melorot. Penurunannya pada 26 September 2011 lalu mencapai 20% dari harga tertinggi menjadi US$ 1.534,49 per troy ounce. Ini merupakan penurunan harga terbesar.

Wakil Kepala Riset Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menjelaskan, ada tiga faktor utama yang menyebabkan harga emas anjlok tajam pada September lalu. Pertama, harga emas merosot karena investor institusi dan hedge funds melakukan aksi jual emas secara besar-besaran untuk menutupi kerugian maupun margin calls pada instrumen investasi lainnya seperti saham dan mata uang. "Ketika pelaku pasar panik dan membutuhkan dana tunai, mereka akan menjual aset apa pun untuk memperoleh uang tunai. Salah satunya adalah emas," urai Nico.

Kedua, pada hari Jumat 23 September 2011, The Chicago Mercantile Exchange (CME) Group Inc. mengumumkan kenaikan dalam margin requirements sebesar 21%. Dengan demikian mereka sudah meningkatkan dana jaminan untuk mempertahankan suatu posisi di pasar emas hingga 55% sejak 11 Agustus 2011. "Oleh karena itu, banyak traders terpaksa melikuidasi sebagian dari transaksi mereka untuk menyesuaikan dengan peraturan kenaikan margin ketiga itu dalam 2 bulan terakhir," jelas Nico.

Dollar

Ketiga, emas pada kenyataan memang dianggap sebagai suatu safe haven tetapi masih merupakan sebuah aset pula yang belum berbentuk cash. Jadi pada waktu bursa saham ataupun pasar komoditas terpuruk, investor cenderung beralih ke uang tunai dan US Treasuries yang keduanya didenominasikan dalam bentuk dollar AS.

Selain tiga alasan itu, Ariston menambahkan, para trader menilai kenaikan harga emas tahun ini sudah cukup tinggi mencapai 34%. Bandingkan dengna tahun lalu yang hanya mencapai 25%. "Itu sebabnya sebagian dari investor memilih untuk melakukan aksi profit taking," urainya.

Nasib emas di tahun naga

Setiap analis memiliki pandangan dan alasan berbeda mengenai pergerakan harga emas pada 2012 mendatang. Berdasarkan hasil survei Bloomberg, delapan dari sepuluh analis emas top dunia memprediksi, harga emas akan mencatatkan rebound dari penurunan bulanan terbesarnya sejak 2008 lalu pada tahun depan.

Bahkan, memasuki tahun naga sesuai penanggalan China, pada Maret 2012, harga emas diperkirakan akan menorehkan rekor terbarunya karena pertumbuhan ekonomi global masih stagnan dan krisis utang Eropa masih belum terselesaikan. Berikut perkiraan analis mengenai harga emas pada 2012 mendatang.

Ibrahim, Analis Harvest International Futures

Harga emas tahun depan masih akan bergerak fluktuatif. Pada kuartal pertama 2012, harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.750-US$ 1.890 per troy ounce. Nah, di kuartal kedua 2012, harga emas akan kembali dipengaruhi data-data ekonomi Amerika Serikat, Eropa, Asia (termasuk China) yang diramal kian membaik. Diprediksi, harga emas akan kembali ke level US$ 1.900-US$ 1.950 per troy ounce.

Di kuartal kedua 2012, harga emas akan sulit menembus level US$ 2.000 per troy ounce. Kecuali jika ada stimulus yang digelontorkan bank sentral global sehingga menambah likuiditas dollar. Faktor geopolitik juga harus diperhatikan. Jika ketegangan antara Iran dan Israel semakin menjadi-jadi, bahkan tercetus perang, bukan tidak mungkin harga emas semakin menanjak.

Nah, di kuartal ketiga dan keempat 2012, saya memprediksikan harga emas bisa tembus ke level US$ 2.000 per troy ounce. Level tertinggi harga emas pada tahun depan adalah US$ 2.100 per troy ounce. Hal ini disebabkan, perekonomian di sejumlah negara kian membaik terutama AS. Hal ini yang kemudian mendongkrak harga emas.

Untuk jangka panjang emas sangat menjanjikan. Harganya bisa mencapai US$ 4.000 per troy ounce dalam lima tahun ke depan.

Ariston Tjendra, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures

Meski akhir tahun 2011 harga emas mulai melorot, namun di 2012 harga emas bisa kembali menanjak. Saya memprediksikan, kenaikannya bisa mencapai posisi US$ 2.100-US$ 2.200 per troy ounce. Pasalnya, tahun depan, emas tidak lagi dipandang sebagai alat spekulasi melainkan investasi.

Lonjakan harga emas masih dipengaruhi situasi Eropa yang kian memburuk. Krisis utang Eropa masih jauh dari kata pulih karena pimpinan Eropa masih harus bekerja ekstra keras dalam menangani situasi di kawasan itu. Situasi ekonomi AS juga tidak kalah buruk karena lilitan utang yang semakin besar. Faktor-faktor tadi yang kemudian menyebabkan investor mulai mengoleksi emas.

 

 

 

 

Nico Omer Jonckheere, Wakil Kepala Riset Valbury Asia Securities

Saya melihat secara teknikal, pergerakan harga emas bisa terkoreksi dalam hingga ke level US$ 1.300-US$ 1.600 per troy ounce. Penurunan harga emas mengikuti pergerakan bursa global yang saya prediksikan juga akan mengalami crash.

Kejadian 2008 bisa terulang lagi. Pada waktu itu, harga emas anjlok 34% ke level US$ 1.030-US$ 1.080 per troy ounce.

Bursa dunia anjlok karena terjadi kepanikan sehingga investor memutuskan untuk menjual semua asetnya. Kemungkinan besar, crash pasar saham dunia akan terjadi di kuartal kuartal kedua 2012.

Pada masa itu, Eropa akan bangkrut sepenuhnya, sehingga perekonomian mereka memasuki masa yang kelam. Pasalnya, masalah yang dihadapi Eropa saat ini sangat besar dan mustahil ada solusinya. Meskipun ada pergantian teknokrat di Yunani dan Italia, hal itu tak cukup membantu. Sebab, masalah yang mereka hadapi masih tetap sama.

Sebelumnya, banyak pihak yang membeli emas untuk mempertahankan kekayaannya terhadap inflasi. Namun, tahun depan, tingkat inflasi diperkirakan akan turun menyusul penurunan harga makanan dan logam dasar. Selain itu, konsumen cenderung mengurangi pembelanjaan seiring dengan kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian.

"Crash pasar saham dunia akan terjadi di kuartal kuartal kedua 2012, karena masalah yang dihadapi Eropa saat ini sangat besar dan mustahil ada solusinya" Nico Omer

Maka bukan hal yang aneh apabila untuk sementara waktu emas kehilangan daya tariknya bagai sebuah pengaman terhadap inflasi dan ikut dilepas oleh investor bersamaan dengan aset lainnya yang dikhawatirkan akan terdepresiasi nilainya.

Bagi pencinta emas, saya menyarankan investor untuk bersabar hati dan menunggu saat yang tepat jika ingin membelinya, sedangkan traders tentunya bisa memanfaatkan koreksi dalam jangka menengah untuk memperoleh keuntungan lewat transaksi jual.