Lipsus Kopi garut

Oleh:Sanny Cicilia | 25 Jun 2016

Membangunkan pamor si Kopi Garut

Lipsus Kopi garut

TAROGONG KIDUL. Langit mendung yang menggelayuti Kampung Cikeris, Desa Cikandang, Kabupaten, tak menghentikan langkah kami menapaki kaki Gunung Papandayan. Pemandangan hijau memanjakan mata sepanjang perjalanan.

Tak banyak yang tahu Garut menyimpan perkebunan kopi, salah satunya di daerah ini. Dikelilingi gunung vulkanik dan tanah subur di atas 1.000 meter di atas permukaan laut, Kabupaten Garut yang lebih dikenal dengan domba, dodol, dan jaket kulit, menumbuhkan biji-biji kopi Arabika berkualitas.

“Bukan tanpa alasan dulu Belanda menanam kopi di Garut,” kata Agus Setiawan, PIC petani kopi Cikandang, Cikajang, Kabupaten Garut, sekaligus pemilik kafe Coffee Ebod, Juni lalu.

Pria yang lebih akrab dipanggil Kang Ebod ini menggambarkan, biji kopi Garut memiliki daging tebal sehingga rasa asam dominan dan manis tak mudah hilang dalam pemrosesan.

“Asam, manis, dan pekat. Rasanya sangat mantap kopi Garut ini,” katanya.

Di lereng gunung Desa Cikeris ini, pohon-pohon kopi bersanding dengan tanaman sayur seperti cabai, kubis, dan wortel. Sejak Mei lalu, petani mulai memetiki ceri, buah kopi yang matang merah, hingga masa panen raya benar-benar berakhir kira-kira Oktober mendatang.

Oiya, di Garut ini, ada biji kopi khas, yaitu Arabika varian Biji Kuning. Nah, tidak seperti kopi lain yang berwarna merah ketika matang, varian ini matang dengan warna kuning cerah.

Ebod bilang, varian ini berasal dari Desa Margamulya, yang lalu dikembangkan ke desa-desa sekitarnya. Selain Biji Kuning, ada beberapa varian lainnya, antara lain sigararutang, ateng, dan lineas.

Mumpung masih dalam suasana panen raya, Roaster di Curious People Coffee Hideo Gunawan merekomendasikan menikmati kopi Garut di saat-saat ini.

“Mulai sekaranglah saat-saat terbaik meminum kopi Garut,” kata Hideo Gunawan, Roaster di Curious People Coffee. Hingga Desember masih menjadi masa terbaik menikmati kopi Garut ini, menurut dia.


Tak pernah terkenal

Wajar kalau banyak orang tak tahu di Garut ada kopi. Padahal, menurut Ebod, kopi di Garut sudah mencoba bangkit sejak 12 tahun lalu.

Memang, perkebunan kopi di Garut bak mati suri ketika itu. Tahun 2004, petani mengalami frustrasi lantaran harga kopi anjlok. Menanam kopi menjadi tak menguntungkan. “Banyak petani menebang pohon-pohon kopinya,” kata Ebod.

Tahun 2006, pemerintah menawarkan pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Petani bisa menyewa lahan Perhutani. Namun, cara ini belum mendorong minat masyarakat Garut menanam kopi.

Barulah ketika harga komoditas termasuk kopi melejit kembali tahun 2009, petani tergerak kembali menanam kopi. 

Namun, nama kopi Garut tak pernah muncul ke permukaan. Hasil panen biasanya diborong trader atau pembeli dari luar daerah, tapi tak pernah diperkenalkan asalnya.

“Atau palingan ditulis kopi Jawa. Jawanya mana tidak pernah disebut dari Garut,” kata Uloh Sutarman, salah seorang petani kopi di Desa Cikeris.

Alhasil, nama kopi Garut terpendam. Tak punya nama seperti kopi Toraja, kopi Mandailing, kopi Gayo, atau kopi Papua.

Nah, sejak minum kopi menjadi tren beberapa tahun terakhir, Garut ingin tampil kembali dengan hasil bumi yang dulu pernah memikat Belanda ini.

“Kami ingin mempopulerkan kopi Garut yang rasanya istimewa ini. Tidak kalah rasanya dengan kopi daerah lain di Indonesia yang sudah terkenal. Ini loh, salah satu komoditas unggulan Garut,” kata Ebod.

Hanya sayangnya, menurut dia, pengenalan kopi Garut masih terhadang promosi yang biayanya mahal.

 

Komoditas unggulan

Sejatinya, pemerintah kabupaten Garut memiliki pandangan yang sama. Dinas Perkebunan Kabupaten Garut pun menyatakan, kopi adalah salah satu produk unggulan.

Disebut unggulan karena kopi dianggap merupakan komoditas spesifik lokal yang mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif.

Selain itu, bisa berperan menghasilkan devisa dan mampu berkembang menjadi unggulan daerah. Peluang kopi menjadi komoditas unggulan Garut setara dengan teh, akarwangi, karet, tembakau, dan tebu.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Kabupaten Garut 2015, luas kebun kopi di Kabupaten Garut mencapai 3.796 hektare. Produksinya mencapai 1.776 ton berasan atau green beans.

 

 6 Komoditas andalan Kabupaten Garut

Komoditas Produksi tahun

? (%)

  2014 2015  
Teh 4.929
4.937
0,16
Tebu 1.696 1.979 16,69
Karet  141 144 2,13
Tembakau 3.480 3.507 0,78
Kopi 1.635 1.685 3,06
Akarwangi 75 75.3 0,4
Jumlah 11.956 12.327,3 3,1

Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Garut 2015