Detail TOPIK

Simak Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Hari Ini (18/12)

Simak Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Hari Ini (18/12)

Publish : 2025-12-18 04:45:00 | Oleh : Muhammad Alief Andri, Wahyu Tri Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 9,12 poin atau 0,11% menjadi 8.677,34 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/12).

IHSG mengakumulasi pelemahan 0,27% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,56%.

Head of Retail Research MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, koreksi IHSG terjadi di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 4,75%. Tekanan terhadap indeks juga datang dari pelemahan sektor teknologi dan saham-saham cyclical.

“Pergerakan IHSG masih sejalan dengan yang kami sampaikan sebelumnya, di mana penguatannya relatif terbatas dan masih rawan berfluktuasi,” ujar Herditya kepada Kontan, Rabu (17/12/2025).

VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menilai tekanan IHSG dipengaruhi oleh sejumlah sentimen domestik dan global seperti keputusan BI yang menahan suku bunga acuan di level 4,75%, pelemahan nilai tukar rupiah ke level Rp 16.683 per dolar Amerika Serikat (AS), serta aksi jual bersih investor asing.

Baca Juga: Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham

Untuk perdagangan Kamis (18/12/2025), Audi memproyeksikan IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan melemah di kisaran support 8.635 dan resistance 8.735. Sentimen pasar masih akan dipengaruhi rilis data inflasi AS periode November 2025 yang diperkirakan tumbuh 3% secara tahunan, serta kekhawatiran berlanjutnya pelemahan rupiah.

“Pelemahan IHSG masih dipengaruhi kombinasi sentimen suku bunga, tekanan nilai tukar rupiah, serta aksi jual asing yang cukup signifikan. Dalam jangka pendek, pasar cenderung berhati-hati menanti rilis data inflasi AS,” ujar Audi kepada Kontan, Rabu (17/12/2025).

Untuk perdagangan Kamis (18/12/2025), Herditya memperkirakan IHSG masih rawan melanjutkan koreksi, seiring sentimen global dari rilis data inflasi Amerika Serikat. Ia memproyeksikan IHSG bergerak dengan level support di 8.635 dan resistance di 8.709.

Di tengah kondisi tersebut, ia merekomendasikan investor untuk mencermati sejumlah saham, antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada rentang Rp 3.140-Rp 3.280, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di kisaran Rp 3.820-Rp 3.860, serta PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) pada level Rp 1.565-Rp 1.615.

Dari sisi saham, Kiwoom merekomendasikan trading buy untuk DEWA dengan support Rp 500 dan resistance Rp 670, serta ADMR dengan support Rp 1.350 dan resistance Rp 1.590.

Baca Juga: Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Rekap Perdagangan

Empat sektor menyeret IHSG ke zona merah. Sektor teknologi terjun 2,82%. Sektor barang konsumsi nonprimer melorot 1,16%.

Sektor barang baku turun 0,22%. Sektor properti dan real estat melemah 0,18%.

Tujuh sektor naik di tengah penurunan IHSG. Sektor infrastruktur melonjak 2,32%. Sektor kesehatan melesat 0,96%.

Sektor perindustrian naik 0,90%. Sektor energi menanjak 0,82%.

Sektor transportasi dan logistik terangkat 0,62%. Sektor keuangan naik 0,22%. Sektor barang konsumsi primer menguat 0,14%.

Total volume transaksi bursa mencapai 54,6 miliar saham dengan nilai transaksi  Rp 37,75 triliun. Sebanyak 379 saham menguat. ada 284 saham melemah dan 140 saham flat.

Investor asing mencatat net buy atau beli bersih Rp 280,47 miliar di seluruh pasar saat IHSG turun. Net buy asing terutama terjadi di pasar negosiasi dan pasar tunai, yakni Rp 1,14 triliun. Sedangkan di pasar negosiasi, investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 856 miliar.

Saham-saham dengan net buy atau beli bersih terbesar asing adalah PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) Rp 648,8 miliar, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) Rp 311,7 miliar, dan PT MD Entertainment Tbk (FILM) Rp 113,9 miliar.

Saham-saham dengan net sell terbesar asing adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Rp 384,6 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 226 miliar, dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) Rp 199,6 miliar.

Selanjutnya: Rupiah Masih Tertekan, Bunga Acuan Ditahan

Komentar Publish : 2025-12-18 04:45:00