Detail TOPIK

Masih Ada Peluang di Saham Penopang

Masih Ada Peluang di Saham Penopang

Publish : 2025-05-08 07:47:36 | Oleh : Yuliana Hema

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak akhir April 2025 masih terus berlanjut hingga akhir perdagangan Rabu (7/5). Dalam satu bulan, IHSG telah menguat 6,38% ke posisi 6.926,22.

Sejak awal tahun ini, pergerakan IHSG tak cuma ditopang oleh saham-saham big caps. Sejumlah saham lapis kedua juga signifikan menjadi penggerak indeks.

PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi penopang terbesar IHSG. Secara year to date (ytd), saham DCII menguat 280,05% ke harga Rp 160.000 per saham. Lonjakan saham emiten Toto Sugiri itu menyumbang kenaikan IHSG sebesar 155,78 poin.

Kemudian ada PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang naik 31,62% ke posisi Rp 48.700 dan berkontribusi terhadap IHSG sebesar 45,25 poin. Tapi perlu dicatat, penguatan saham kedua saham lebih disebabkan oleh jumlah free float yang terbatas.

Baca Juga: Penjualan Ekspor Turut Mendongkrak Cuan Kalbe Farma

Saham-saham movers lainnya yang ramai transaksi ialah PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). (lihat tabel).

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mencermati, kenaikan harga saham penopang IHSG didorong oleh sentimen kinerja keuangan. "Faktor eksternal seperti kenaikan harga komoditas juga menjadi pendorong," ujar Audi, Rabu (7/5).

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menyoroti saham ANTM dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Kedua saham ini terdorong efek lonjakan harga emas. Ekky bilang, jika investor asing kembali ke pasar saham, aliran dana akan mengalir ke sektor yang lebih likuid dan aman seperti perbankan atau saham blue chip.

Saham ANTM pun tetap berpotensi menjadi salah satu saham pilihan favorit investor asing. Ini mengingat prospek emas yang masih dalam tren positif.

Saham-Saham Pendorong IHSGSepanjang Tahun 2025 (YTD)
Saham Harga Saham (Rp)* Perubahan YTD Poin ke IHSG
DCII 160,000 280.05% 155.78
DSSA 48,700 31.62% 45.25
TPIA 9,025 20.33% 34.23
GOTO 84 20.00% 30.71
ANTM 2,750 80.33% 25.08
CASA 850 50.44% 12.21
BNLI 2,280 141.27% 11.84
SMMA 15,750 7.88% 9.43
BRMS 396 14.45% 7.6
MDKA 1,855 14.86% 6.71
*Harga saham per 7 Mei 2025; Sumber: Bursa Efek Indonesia

Jenuh beli

Di sisi lain, Audi mengingatkan sejumlah saham leaders IHSG sudah masuk kondisi jenuh beli. Secara teknikal, saham ANTM, TPIA, DSSA dan PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) sudah masuk ke dalam area overbought sehingga rawan menyebabkan aksi profit taking.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai, saham GOTO, TPIA, ANTM, BRMS, PT Bank Permata Tbk (BNLI), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) masih punya peluang penguatan. Ini karena kenaikan harganya ditopang oleh membaiknya kinerja fundamental. "Sehingga memberikan daya tarik dalam jangka pendek," kata dia.

Baca Juga: Proyek Beroperasi Penuh, Mayoritas Kinerja Emiten EBT Menanjak

Ekky menilai, saham BRMS menjadi salah satu saham yang paling menarik karena kenaikan harganya tergolong lagging dibandingkan saham emiten emas lainnya. BRMS baru break out dari level Rp 400 dan melanjutkan tren bullish yang solid. Dus, Ekky menilai, untuk trading jangka pendek, BRMS dapat dibidik dengan target harga terdekat Rp 450 dan target utama di Rp 500.

Sedangkan Nico menjagokan saham GOTO dengan target harga Rp 92, BRMS Rp 490, TPIA di target Rp 9.300, dan RATU dengan target Rp 5.800.

Selanjutnya: Penjualan Ekspor Turut Mendongkrak Cuan Kalbe Farma

Komentar Publish : 2025-05-08 07:47:36