
IHSG Lesu Sepanjang Kuartal Pertama 2025, Market Cap Tergerus Rp 1.370 Triliun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah melemah 8,04% dalam tiga bulan pertama tahun 2025 ini. IHSG bertengger di level 6.510,62 pada Kamis (27/3). Secara year to date (ytd), IHSG menjadi salah satu indeks dengan performa terendah di bursa Asia Pasifik. Performa IHSG hanya lebih baik dari Bursa Thailand SET Index yang ambles 15,16% ytd.
Penurunan IHSG membuat nilai kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi sebesar Rp 11.019 triliun per 27 Maret 2025. Nilai market cap ini telah menguap 11,06% atau sebesar Rp 1.370 triliun, dari posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp 12.389 triliun.
Nilai Kapitalisasi Pasar BEI dari Tahun ke Tahun | ||
---|---|---|
Tahun | Market cap (Rp triliun) | Perubahan |
YTD 2025 | 11.019 | -11,06% |
2024 | 12.389 | 6,12% |
2023 | 11.674,06 | 22,90% |
2022 | 9.499,14 | 15,11% |
2021 | 8.252,41 | 18,42% |
2020 | 6.968,94 | -4,08% |
2019 | 7.265,02 | 3,44% |
2018 | 7.023,50 | -0,41% |
2017 | 7.052,39 | 22,57% |
2016 | 5.753,61 | 18,08% |
2015 | 4.872,70 | -6,80% |
2014 | 5.228,04 | 23,92% |
2013 | 4.219,02 | 2,23% |
Sumber: BEI |
Nilai market cap saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tergerus paling dalam. Hanya dalam tiga bulan ini, market cap BREN turun sebesar Rp 505 miliar, dari posisi Rp 1.241 triliun per akhir 2024 menjadi Rp 736 triliun pada akhir kuartal I 2025 ini.
Alhasil, posisi BREN sebagai emiten dengan market cap terbesar di BEI pun digeser oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang kini memiliki market cap Rp 1.037 triliun. Kendati begitu, nilai kapitalisasi pasar BBCA juga telah melorot Rp 144 triliun ytd.
Saham big cap yang juga mengalami penurunan cukup dalam sepanjang kuartal pertama tahun ini ialah PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Saham AMMN sudah tergerus 38,05% sejak awal tahun ini. Alhasil market cap AMMN kini turun dari Rp 615 triliun menjadi Rp 390 triliun per 27 Maret 2025.
Baca Juga: Saham AMMN Longsor, Kekayaan Agoes Projosasmito Tergerus di Awal 2025
Top 10 Market Cap BEI | ||||
---|---|---|---|---|
Kuartal I 2025 | Akhir Tahun 2024 | |||
Saham | Market Cap (Rp triliun) | Saham | Market Cap (Rp triliun) | |
BBCA | 1.037 | BREN | 1.241 | |
BREN | 736 | BBCA | 1.181 | |
BYAN | 668 | BYAN | 675 | |
TPIA | 623 | TPIA | 649 | |
BBRI | 608 | AMMN | 615 | |
BMRI | 480 | BBRI | 612 | |
DCII | 400 | BMRI | 527 | |
AMMN | 390 | DSSA | 285 | |
DSSA | 328 | PANI | 270 | |
TLKM | 239 | TLKM | 268 | |
Sumber: BEI |
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan mengatakan, pelemahan IHSG yang turut membuat market cap ikut tergerus disebabkan aliran dana asing yang masih keluar dari pasar saham. Net sell asing sepanjang tahun 2025 berjalan ini sudah mencapai Rp 29,92 triliun.
IHSG juga sempat jatuh lebih dari 5% pada 18 Maret 2025 lalu yang membuat perdagangan pasar saham dibekukan sementara atau trading halt. Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto sebelumnya mengatakan, berbagai kebijakan pemerintah menimbulkan ketidakpastian di pasar. Sehingga menurunkan keyakinan pelaku pasar terhadap bursa dalam negeri.
Situasi ini juga membuat institusi asing seperti Goldman Sachs, JP Morgan, dan Morgan Stanley memangkas peringkat saham Indonesia. Alhasil, dana asing memilih hengkang dari Indonesia dan parkir di aset lain yang lebih aman dan menguntungkan.
Pengamat Pasar Modal Satrio Utomo mengatakan, tujuh dari 20 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI memiliki valuasi tinggi berdasarkan price to earning ratio (PER) di atas 50 kali. Menurutnya, pergerakan IHSG masih semu, mengingat big caps yang menjadi penggerak IHSG bukan saham dengan fundamental kokoh dan valuasi wajar.
"Efeknya kalau harga sudah terlalu tinggi dan emiten big caps kurang bagus, begitu ada masalah sedikit pasti harga saham turun dan membuat IHSG jeblok," ucap Satrio, belum lama ini.
Baca Juga: Tren Rupiah Masih Melemah, Aset Kripto Bisa Jadi Pilihan
Kendati begitu, masih ada peluang IHSG kembali rebound. Terutama jika saham-saham LQ45 kembali menguat. Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, masih ada beberapa saham LQ45 yang punya prospek menarik.
Salah satunya adalah saham sektor perbankan yang cenderung mendapatkan keuntungan dari stabilitas suku bunga dan pemulihan ekonomi setelah Lebaran.
“Saham BBRI dan BBCA misalnya, tetap menarik karena memiliki fundamental kuat dan mampu menjaga pertumbuhan kredit secara konsisten,” katanya, Kamis (20/3).
Di sektor telekomunikasi, Felix menilai saham TLKM dan EXCL memiliki peluang positif seiring dengan peningkatan konsumsi data. Selain itu, JSMR juga menarik karena trafik bisa mengalami peningkatan selama mudik Lebaran 2025. Namun, tantangan seperti ketatnya persaingan industri dan fluktuasi nilai tukar tetap perlu diantisipasi.