Detail TOPIK

IHSG Menguat Berkat Saham Konglomerat, Bagaimana Fundamentalnya?

IHSG Menguat Berkat Saham Konglomerat, Bagaimana Fundamentalnya?

Publish : 2025-07-17 20:19:51 | Oleh : Rilanda Virasma

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menguat beberapa waktu terakhir. Meski begitu, kinerja ini tak sejalan dengan fundamentalnya.

Hal ini bisa dilihat dari performa indeks unggulan IHSG, seperti LQ45, IDX30, dan Kompas100. Sejak awal tahun hingga Kamis, (17/7), ketiganya sudah terkoreksi masing-masing sebesar 4,71%, 3,71%, dan 1,80% (year to date/YtD).

Selama rentang waktu tersebut, dana asing juga sudah menguap sebanyak Rp 60,44 triliun.  

Menurut Analis NH Korindo Steven Willie, penguatan IHSG belakangan terdorong oleh saham-saham konglomerat seperti Prajogo Pangestu dan euforia initial public offering (IPO) sejumlah emiten. Apalagi, Morgan Stanley Capital International (MSCI) membuka peluang emiten-emiten taipan itu untuk bertengger di indeksnya.

Baca Juga: IHSG Menguat 1,32% ke 7,287 pada Kamis (17/7), BRPT, ISAT, CPIN Jadi Top Gainers LQ45

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan juga sependapat. “Tanpa kontribusi dari saham-saham konglomerasi seperti Grup Astra, Djarum, atau Barito, performa IHSG bisa saja terlihat lebih lemah, apalagi saat ini sektor perbankan yang biasanya jadi penopang justru sedang dalam tekanan akibat net sell asing dan ketidakpastian global,” ujar Felix kepada Kontan, Kamis (17/7).

Felix dan Steven menilai, investor saat ini cenderung beralih ke aset safe haven seperti emas. Mereka juga tampak tengah menggandrungi obligasi dan saham-saham Amerika Serikat, sebagaimana terlihat pada indeks saham AS yang menyentuh all time high (ATH).

Di saat yang sama, asing menurut Felix malah banyak mengobral saham-saham unggulan seperti BBCA, BBRI, ADRO, dan MDKA lantaran di perbankan, valuasi sahamnya sudah tinggi sedangkan pertumbuhan labanya seret. Ini juga diperparah dengan tren penyaluran kredit yang lesu.

Adapun pada emiten komoditas, Felix menilai ini akibat outlook harga komoditas global yang masih volatile dan sentimen ekonomi China yang belum pulih.

Baca Juga: Angin Positif Suku Bunga dan Tarif AS

Dengan begitu, kendati Steven dan Felix menilai IHSG cukup baik, indeks menurut mereka masih butuh perbaikan yang menyeluruh, seperti stabilitas makroekonomi domestik dan pemangkasan suku bunga global.

“Pemerintah perlu menjaga defisit APBN dan memperkuat nilai tukar rupiah agar kepercayaan investor meningkat. Selain itu jika The Fed mulai menurunkan suku bunga, dana asing kemungkinan besar akan kembali masuk ke pasar negara berkembang termasuk Indonesia,” kata Steven.

Tak cuma itu, sektor unggulan seperti perbankan juga perlu berbenah. Memang, jelas Steven, pemangkasan suku bunga BI bisa bantu inflow ke saham berorientasi domestik. Tapi, The Fed juga perlu memangkas suku bunganya dan harus ada kejelasan arah kebijakan pemerintah RI.

“Meskipun kontribusi saham konglomerasi besar, yang penting adalah bagaimana pasar mengelola transisi dari dominasi sektor perbankan ke sektor lain yang bisa jadi lokomotif baru ke depan,” kata Felix.

Selain itu, emiten kata Steven juga wajib memulihkan kinerja keuangannya, khususnya laba. Peningkatan partisipasi investor ritel juga menurutnya bisa jadi katalis positif, namun perlu dijaga agar tak didominasi oleh spekulasi atau saham gorengan.

Dalam waktu dekat, Steven merekomendasikan saham telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), dan PT Indosat Tbk (ISAT) karena dinilai stabil dan undervalued. Selain itu, Steven juga merekomendasikan investor untuk melirik saham consumer staples dan logam mulia karena tahan guncangan ketidakpastian global.

Sementara itu, saham perbankan besar menurut Felix masih menarik, tapi mesti selektif. Sektor consumer staples juga kata dia cukup defensif apalagi bila konsumsi domestik kembali kuat. 

“Konstruksi juga bisa dapat sentimen dari belanja fiskal 2025. Sektor teknologi dan energi terbarukan juga punya prospek jangka panjang,” tandasnya.

Selanjutnya: Terkait Zero ODOL, Pemerintah Harus Menjamin Kualitas Hidup Pekerja Logistik

Menarik Dibaca: Bikin Kenyang Lebih Lama, Ini 4 Manfaat Protein untuk Diet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Komentar Publish : 2025-07-17 20:19:51