Detail TOPIK

IHSG Hampir 7.800, Market Cap Bursa Mencetak Rekor

IHSG Hampir 7.800, Market Cap Bursa Mencetak Rekor

Publish : 2025-08-13 07:41:44 | Oleh : Rilanda Virasma, Wahyu Tri Rahmawati, Yuliana Hema

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kapitalisasi pasar atau market cap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang masanya. Pada akhir perdagangan Selasa (12/8) kapitalisasi pasar IHSG menembus Rp 14.103 triliun. 

Padahal, IHSG masih belum melewati rekor tertinggi di 7.910. Market cap bursa mematahkan rekor sebelumnya yang diraih pada Senin (11/8), yang mencapai Rp 13.703 triliun. Di perdagangan kemarin, investor asing mencatat net buy Rp 2,2 triliun. 

Bahkan, pada perdagangan kemarin, ada 22 saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar lebih dari Rp 100 triliun. Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih memuncaki saham dengan kapitalisasi pasar besar, yakni masing-masing lebih dari Rp 1.000 triliun.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengatakan pada saat market cap IHSG menembus level Rp 13.701 triliun pada 29 Juli 2025, kapitalisasi pasar bursa dalam negeri menjadi yang tertinggi ke-17 secara global. 

“Target kami di tahun 2029–2030, kapitalisasi pasar saham Indonesia bisa masuk 10 besar dibandingkan bursa global,” ucapnya dalam konferensi pers, Senin (11/8). 

BEI memang menargetkan kapitalisasi pasar bisa menembus Rp 20.000 triliun pada 2029. Target itu bisa diraih dengan dukungan, jumlah perusahaan tercatat mencapai 1.200 emiten dengan likuiditas menjadi Rp 20 triliun. 

Berikut 20 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI per 12 Agustus 2025:

Made with Flourish

Baca Juga: IHSG Hari Ini Berpeluang Melanjutkan Kinerja Positif

Berdasarkan data ASEAN Exchange, kapitalisasi pasar BEI menjadi yang tertinggi di kawasan. Market cap Bursa Efek Indonesia mencapai US$ 750,31 miliar di atas, market cap pasar saham Singapura yang mencapai US$ 694,05 miliar. 

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan besarnya kapitalisasi pasar saham Indonesia menjadi pertimbangan bagi para investor global dalam menempatkan modalnya. Asing akan menempatkan dananya pada perusahaan besar dengan kinerja yang positif. 

“Harapannya saja tidak hanya terletak terhadap saham yang market cap-nya besar, tetapi kepada emiten lain yang memiliki potensi yang berpotensi menjadi big caps,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/8). 

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman mengatakan saat ini motor penggerak market cap IHSG terbagi menjadi saham-saham blue chips dan konglomerasi. 

Saham-saham keping biru saat ini diperdagangkan dengan valuasi yang murah. Sementara, saham-saham milik konglomerat punya kapitalisasi pasar besar dan bobot yang signifikan terhadap IHSG. 

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar BEI Jadi Jawara di ASEAN

Dari sisi keadaan makro ekonomi, lanjut Fath, adanya potensi pemangkasan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) juga dapat memberikan potensi inflow ke saham-saham terutama blue chips. 

“Masuknya saham konglomerasi seperti DSSA, CUAN dan PTRO ke dalam MSCI index memberikan adanya potensi saham-saham konglomerasi lainnya untuk bisa bergabung,” katanya. 

Menurutnya, masih ada potensi bagi IHSG dan kapitalisasi pasarnya untuk terus menguat. Mengingat dalam waktu dekat akan memasuki musim pembagian dividen interim, dimana banyak emiten big caps yang cukup loyal membagikan dividen. 

“Saham konglomerasi berpotensi melanjutkan momentum positifnya dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pergerakan IHSG. Melihat hal ini, IHSG seharusnya masih berpotensi melanjutkan tren positifnya,” ucap Fath. 

Rekap Perdagangan

IHSG ditutup memantul 185,77 poin atau 2,44% ke level 7.791 pada akhir perdagangan Selasa (12/8).

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengatakan, IHSG juga menguat seiring dengan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve.

Alrich juga menangkap optimisme pasar akan perbaikan ekonomi domestik dan maraknya aksi merger dan akuisisi perusahaan yang membuat IHSG melesat hari ini.

Tak lupa, pasar juga masih terpengaruh euforia terhadap masuknya sejumlah emiten Tanah Air ke Morgan Stanley Capital International (MSCI).

Secara teknikal, indikator MACD kata Alrich membentuk golden cross dan indikator stochastic RSI mengindikasikan bullish reversal. IHSG juga kata dia berhasil keluar dari area konsolidasi sehingga ditaksir berpeluang menguji level tertinggi di 7.910 di perdagangan hari ini. 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, IHSG akan lanjut menguat dengan support 7.731 dan resistance di 7.830 hari ini, Rabu (13/8).

Baca Juga: IHSG Ditutup Melompat 2,44%, Ini Saham yang Paling Banyak Dibeli Asing

Sembilan indeks sektoral menyokong kenaikan IHSG. Sektor teknologi melonjak 5,52%. Sektor perindustrian melesat 5,01%. Sektor keuangan menanjak 2,91%.

Sektor infrastruktur melaju 1,99%. Sektor kesehatan naik 0,99%. Sektor energi menguat 0,92%.

Sektor barang konsumsi nonprimer naik 0,28%. Sektor barang konsumsi primer menguat 0,14%. Sektor transportasi dan logistik menguat 0,01%.

Dua sektor turun di tengah penguatan IHSG. Sektor barang baku terpangkas 0,87%. Sektor properti dan real estat melemah 0,25%.

Lonjakan indeks sektor teknologi terutama terjadi karena saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) berbalik menguat setelah beberapa hari turun hingga mentok auto rejection bawah (ARB).

Penguatan saham-saham perbankan, terutama BBRI turut menyokong kenaikan tajam IHSG dalam sehari. Berikut saham-saham top gainers, top losers, top leaders, dan top laggards IHSG di perdagangan kemarin:

Made with Flourish

IHSG mengakumulasi kenaikan 3,68% dalam sepekan. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat total 10,05%.

Selanjutnya: BEI Mempertanyakan Kinerja, Begini Jawaban Emiten Haji Isam

Komentar Publish : 2025-08-13 07:41:44