Detail TOPIK

Aksi Profit Taking Bikin IHSG Jebol

Aksi Profit Taking Bikin IHSG Jebol

Publish : 2025-10-18 06:43:17 | Oleh : Rilanda Virasma

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Setelah hampir 30 hari di atas level 8.000, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya rontok. Jumat (17/10), IHSG terperosok di bawah 8.000 ke level 7.915,65, anjlok 2,57% secara harian. Jika diakumulasi dalam sepekan, IHSG sudah terkoreksi 4,14%. 

Head Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata melihat, koreksi IHSG akibat kombinasi kepanikan global akibat krisis kredit di Amerika Serikat (AS) dan ketegangan geopolitik AS-China.

Di AS, lonjakan gagal bayar korporasi seperti First Brands dan Tricolor Holdings memicu kekhawatiran efek domino di sektor keuangan. 

Baca Juga: IHSG Ambruk Tinggalkan Level 8.000, Cek Saham Net Sell Terbesar Asing di Akhir Pekan

Jadi, investor global serentak melepas aset berisiko. Pelemahan IHSG juga terpantik sentimen di pasar domestik. Salah satunya, adanya rumor Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang ingin melihat 'IHSG sesungguhnya' tanpa intervensi saham-saham konglomerat besar. 

"Sentimen ini membuat sejumlah saham big caps yang biasanya menjadi pendorong IHSG, banyak dilepas, sehingga tekanan ke indeks kian besar," kata Liza, Jumat (17/10).

Aksi profit taking

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menimpali, aksi profit taking lanjutan terhadap saham-saham konglomerasi penopang indeks, ikut menahan laju IHSG.

Adanya rencana otoritas merevisi ketentuan free float dan penindakan tegas terhadap penggoreng saham, juga mendorong aksi profit taking.

Meski begitu, katalis positif tetap ada. Terutama, dari rencana BPI Danantara yang tengah menyiapkan dana sekitar Rp 16 triliun ke pasar modal dalam waktu dekat.

Baca Juga: Asing Net Buy Jumbo Rp 3,04 Triliun Saat IHSG Anjlok, Cek Saham yang Banyak Diborong

"Jika injeksi itu terealisasi dan pasar global mulai tenang, ada peluang IHSG ke atas 8.000 dalam jangka pendek," ujar Liza.

Liza mempertahankan proyeksi IHSG di rentang support 7.800 dan resistance di 8.000 hingga akhir tahun 2025. 

Sedangkan Alrich memprediksi IHSG berpotensi menguji level support di 7.725 dan resistance 8.000 pada pekan depan. Sentimen yang akan mengiringinya masih dari data foreign direct investment (FDI) Indonesia di kuartal III-2025 yang turun 8,9% (yoy) jadi Rp 212 triliun. 

Selanjutnya: Laju Indeks Saham Kompas100 Belum Tergerus

Komentar Publish : 2025-10-18 06:43:17