Detail TOPIK

Waspada, Sambil Berharap Bahan Bakar Pendorong Bursa Saham Tetap Menyala

Waspada, Sambil Berharap Bahan Bakar Pendorong Bursa Saham Tetap Menyala

Publish : 2025-05-07 07:37:05 | Oleh : Rashif Usman

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melaju di zona hijau. IHSG telah mencatatkan reli selama tujuh hari perdagangan berturut-turut. Dalam satu bulan terakhir, IHSG telah menguat 15,04%.. 

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief mengatakan, salah satu bahan bakar yang mendorong IHSG selama tujuh hari beruntun ialah masuknya dana asing (foreign inflow) ke pasar saham Indonesia. Nilai net buy asing mencapai Rp 410,17 miliar sejak 29 April hingga 5 Mei lalu.


Selain itu, nilai tukar rupiah juga cenderung menguat  terhadap dolar Amerika Serikat (AS), sehingga menahan kejatuhan IHSG. Beberapa pekan terakhir, rilis kinerja emiten kuartal I-2025 yang masih positif turut memberikan sentimen positif bagi investor asing kembali ke pasar saham Indonesia. Saham pertambangan dan perbankan paling banyak mendapat inflow dana asing. 

 

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah menambahkan, penguatan saham blue chip dan saham konglomerasi masih menjadi pendorong IHSG. 

Baca Juga: IHSG Masih Rawan Terkoreksi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Menurut Fath, dalam jangka pendek ini, ada probabilitas yang cukup besar bagi indeks untuk bisa kembali menyentuh 7.000.

Bahan bakar yang tersisa untuk IHSG adalah penentuan besaran dividen beberapa emiten blue chip, seperti 

PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bulan ini. 

 

Fath menilai, potensi dividend yield emiten-emiten ini tergolong menarik dan dinantikan investor. Sehingga dapat menjadi katalis positif, baik bagi kinerja saham masing-masing maupun bagi pergerakan IHSG keseluruhan.

 

Amunisi lain berasal dari global. Menurut Fath, saat ini keadaan pasar global cenderung lebih kondusif jika dibandingkan dengan awal penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat (AS).  "Ini menjadi katalis tambahan untuk IHSG," kata Fath kepada KONTAN, Selasa (6/5).

 

Pelaku pasar juga akan mencermati keputusan suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve pada Kamis (8/5) mendatang. Konsensus memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuannya di level 4,5% untuk periode Mei 2025. 

Baca Juga: Banyak Katalis Positif, Sepekan IHSG Menguat 2,05%

Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan menilai, jika sentimen global tetap positif, IHSG berpeluang menembus level 7.000 dalam jangka menengah. Potensi ini akan semakin besar jika ketegangan perang dagang, khususnya terkait tarif AS tidak kembali meningkat.

 

Tapi jangan lupa, penguatan indeks belakangan ini berlawanan arah dengan data ekonomi dalam negeri yang menunjukkan perlambatan. Karena itu, investor harus tetap mewaspadai potensi pembalikan arah IHSG. 

 

Irsyady menilai, secara teknikal, IHSG berhasil mempertahankan posisi di atas MA Cross 50 pada level 6.531 dan indikator fibonacci pada level 6.710 "Kedua level tersebut merupakan level krusial bagi IHSG," kata Irsyady. 

 

Selain itu, level 6.794-6.877, yang sebelumnya menjadi resistance kuat, berhasil ditembus atau breakout. Walhasil, membuka potensi bagi IHSG melanjutkan penguatan. 

 

Menurutnya, IHSG berpotensi menguji resistance berikutnya di level 7.002-7.073, dengan target jangka panjang pada MA Cross 200 di level 7.151. 

 

Felix menyarankan investor tetap melakukan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko. Menurutnya, saham sektor tertentu seperti emas, teknologi, dan barang konsumsi masih menarik dicermati.   

Selanjutnya: Pergerakan Kurs Rupiah Menanti Hasil Rapat The Fed

Komentar Publish : 2025-05-07 07:37:05