Detail TOPIK

UBS Kerek Peringkat Saham Indonesia Jadi Overweight, Dana Asing Bakal Masuk Lagi?

UBS Kerek Peringkat Saham Indonesia Jadi Overweight, Dana Asing Bakal Masuk Lagi?

Publish : 2025-04-25 05:44:34 | Oleh : Inggit Yulis Tarigan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. UBS Group AG mengerek peringkat saham Indonesia menjadi overweight. Mengutip Bloomberg, Kamis (24/4), keputusan ini didorong oleh kualitas fundamental domestik serta karakter pasar yang relatif defensif.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat didorong ekspektasi masuknya aliran dana asing. Namun, analis menilai, sentimen ini belum cukup untuk menghapus bayang-bayang volatilitas global.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, langkah UBS menaikkan peringkat saham Indonesia mencerminkan optimisme investor terhadap pasar domestik. Namun dampaknya kemungkinan hanya bersifat jangka pendek. 

“Dengan posisi kita sebagai emerging market, bukan berarti volatilitas akan berhenti. Ini hanya katalis jangka pendek,” terang Nico pada Kontan, (24/4).

Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG Pada Esok Hari, Jumat (25/4)

Senada, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menekankan sentimen global dan diplomasi dagang akan terus mempengaruhi pergerakan IHSG. 

“IHSG pasti dipengaruhi berbagai sentimen, baik dari global maupun domestik. Kita bicara makro dulu, baru ke mikro seperti kinerja keuangan emiten dan aksi korporasi,” jelasnya.

Strategi investor

Nico menyarankan investor menyesuaikan strategi dengan horizon investasi masing-masing. Bagi investor jangka panjang, penurunan harga saham dapat menjadi peluang akumulasi. Untuk jangka pendek, volatilitas justru bisa dimanfaatkan untuk trading cepat. 

Senada, Nafan juga menambahkan bahwa strategi tiap investor bisa berbeda tergantung pendekatannya.

“Investor fundamental fokus pada saham yang kinerjanya bagus tapi harganya masih murah. Sementara investor teknikal melihat pola harga–kalau sahamnya mulai bergerak datar, itu bisa jadi sinyal akumulasi sebelum naik,” jelasnya.

Ia juga menilai, meski sentimen UBS positif, arah pasar tetap sangat tergantung pada perkembangan negosiasi dagang global.

“Misalnya saja efek dari Trump yang bisa saja berubah sikap tiba-tiba soal perang dagang (Trump temper tantrum effect). Karena itu, proses negosiasi dan diplomasi dagang akan sangat berperan dalam menentukan arah pasar ke depan,” imbuh Nafan.

Baca Juga: Peringkat Saham Indonesia Naik Kelas, IHSG Bisa Melaju ke 7.000?

Selanjutnya: Inilah Merek Marshmallow Mengandung Unsur Babi, Ada yang Bersertifikat Halal

Menarik Dibaca: Promo JSM Superindo 25-27 April 2025, Detergent Beli 1 Gratis 1 dan Diskon 40%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Komentar Publish : 2025-04-25 05:44:34