Prediksi IHSG Jelang Akhir Oktober: Efek The Fed dan Perang Dagang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 2,63 poin atau 0,03% menjadi 8.271,72 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/10).
IHSG mengakumulasi penguatan 4,50% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 16,83%.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, gerak IHSG pekan ini diwarnai oleh sederet sentimen, seperti rilis data suku bunga dan industri China, keputusan moneter Bank Indonesia, dan rilis kinerja emiten per kuartal III-2025. IHSG juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan harga emas dunia.
VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menambahkan, laju IHSG juga dipengaruhi oleh redanya tensi perang dagang antara AS dengan China.
Hal ini kemudian mendorong aksi beli bersih asing sebesar Rp 6,13 triliun di seluruh perdagangan, sehingga jadi katalis potisif tambahan.
Baca Juga: Perlu Strategi Lebih Tajam Memilih Koin Kripto ICO Dibandingkan IPO Saham
Sejumlah emiten yang telah merilis kinerja juga dilihatnya masih mencatatkan pertumbuhan resilient, seperti laba bersih pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik 5,7% YoY dan laba PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang meningkat 10,8% YoY.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menimpali, ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve pada pekan depan juga menjadi faktor positif bagi laju IHSG sepekan terakhir.
Investor juga berharap akan terealisasinya pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, sehingga dapat mencairkan ketegangan hubungan dagang antara kedua negara tersebut.
“Investor juga optimis dengan earning season kuartal III-2025 dan membaiknya perekonomian domestik pada kuartal IV-2025,” imbuh Alrich.
Pekan depan, fokus perhatian pasar menurutnya akan tertuju pada pertemuan The Fed, yang ditaksir konsensus akan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4%.
Audi memprediksi IHSG akan beredar dengan level support 8.271 dan resistance 8.302. Sementara Herditya memperkirakan rentang pergerakan IHSG akan berada di 8.220-8.320.
Adapun secara teknikal, IHSG dilihat Alrich membentuk candlestick shooting star yang mengindikasikan adanya potensi koreksi. Sementara Stochastic RSI berpotensi membentuk death cross di pivot area. Dus, Alrich memperkirakan IHSG berpotensi menguji level support 8.200 dan resistance 8.300 pekan depan.
Saham pilihan Alrich jatuh kepada RAJA, JSMR, PNLF, INTP, AUTO, dan ESSA untuk Senin (27/10/2025).
Sementara itu, Audi merekomendasikan trading buy saham INET dengan support Rp 270 dan resistance Rp 316, speculative buy saham DATA dengan support Rp 5.000 dan resistance Rp 6.400.
Investor kata Herditya juga bisa menimbang-nimbang saham BBTN pada rentang support dan resistance Rp 1.250-Rp 1.275, ESSA Rp 640-Rp 665, dan MEDC Rp 1.435-Rp 1.555.
Baca Juga: Persiapkan Dana Juga biar Warisan Tak Jadi Beban
Sembilan indeks sektoral menguat bersama dengan IHSG dalam sepekan terakhir. Sektor properti dan real estat melonjak 15,82%. Sektor transportasi dan logistik melonjak 8,45%. Sektor perindustrian naik 7,41%.
Sektor keuangan melaju 5,76%. Sektor infrastruktur dan barang konsumsi nonprimer menguat 4,28%.
Sektor energi menguat 3,82%. Sektor barang konsumsi primer naik 2,53%. Sektor kesehatan menguat 1,51%.
Hanya dua sektor yang melemah dalam sepekan terakhir. Sektor teknologi melorot 4,67%. Sektor barang baku terpangkas 2,67%.