Detail TOPIK

IHSG Koreksi Setelah Naik 6 Hari, Simak Prediksi Untuk Jumat (19/9)

IHSG Koreksi Setelah Naik 6 Hari, Simak Prediksi Untuk Jumat (19/9)

Publish : 2025-09-19 04:35:40 | Oleh : Rilanda Virasma

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 16,75 poin atau 0,21% menjadi 8.008,43 pada perdagangan Kamis (18/9). IHSG turun setelah naik enam hari perdagangan beruntun dan mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa.

IHSG masih mengakumulasi kenaikan 3,36% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 13,11%.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menilai, koreksi ini terjadi di tengah pelemahan nilai tukar rupiah dan mayoritas bursa global. 

Selain itu, IHSG juga diterpa aksi profit taking usai sempat menyentuh level tertinggi baru.

Made with Flourish

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menambahkan, pelemahan IHSG dipicu oleh aksi sell on news atas dipangkasnya suku bunga acuan Fed Funds Rate. Kemarin, bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut memutuskan untuk memangkas suku bunganya ke level 4%–4,25%.

The Fed juga kata Alrich memberi sinyal akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali lagi pada tahun ini. Namun, indikasi penurunan suku bunga itu hanya satu kali tahun 2026, satu kali tahun 2027, dan absen di tahun 2028.

“Cukup mengecewakan pasar yang berharap pemangkasan suku bunga lebih banyak akan berlanjut pada tahun depan,” kata Alrich kepada Kontan, Kamis (18/9).

Baca Juga: IHSG Tembus 8.000, Dana Asing Malah Cabut dari Pasar Saham

Adapun secara teknikal, indikator MACD membentuk golden cross dengan histogram positif dan Stochastic RSI masih berada di area pivot. Indikator accumulation/distribution juga menunjukkan terjadinya distribusi dengan didukung meningkatnya volume jual. IHSG pun masih berada di atas level MA20 dan MA200, yang mengindikasikan dalam jangka pendek dan jangka panjang masih di area bullish. 

Namun, saat ini IHSG berada di upper band bollinger bands, yang menurut Alrich mengindikasikan ada potensi koreksi jangka pendek atau konsolidasi karena mendekati area overbought. Dus, IHSG diperkirakan Alrich akan cenderung bergerak datar pada kisaran support 7.970 dan resistance 8.070 besok.

Herditya juga sepakat, IHSG akan rawan terkoreksi dengan support 7.989 dan resistance 8.039. “Kami perkirakan, masih akan ada aksi profit taking meskipun secara sentimen cenderung positif,” taksir Herditya.

Baca Juga: Rupiah Tertekan ke Level Paling Lemah Dalam Empat Bulan Terakhir, Kamis (18/9)

Rekap Perdagangan

Lima sektor menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan enam sektor mampu menguat.

Sektor keuangan melorot 0,84%. Sektor properti dan real estat tergerus 0,66%. Sektor barang konsumsi primer melemah 0,53%. 

Sektor infrastruktur turun 0,35%. Sektor kesehatan melemah tipis 0,01%.

Sektor teknologi melonjak 4,26%. Sektor transportasi dan logistik melesat 1,28%. Sektor energi naik 0,77%. 

Sektor barang konsumsi nonprimer menguat 0,70%. Sektor barang baku terangkat 0,59%. Sektor perindustrian naik 0,38%.

Total volume transaksi bursa mencapai 44,54 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 21,93 triliun. Sebanyak 410 saham melemah. Ada 261 saham menguat dan 131 saham flat.

Investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 358,32 miliar di seluruh pasar saat IHSG turun hari ini. Net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 265,45 miliar. Sedangkan net sell asing di pasar tunai dan pasar negosiasi sebesar Rp 92,87 miliar.

Saham-saham dengan net sell terbesar asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 839 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 248,68 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 118,92 miliar.

Saham-saham dengan net buy atau beli bersih terbesar asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 812,22 miliar, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Rp 248,83 miliar, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 71,92 miliar.

Selanjutnya: Avia Avian (AVIA) Intip Peluang Tiga Juta Rumah

Komentar Publish : 2025-09-19 04:35:40