GEJOLAK PEREKONOMIANINDONESIA 2013

Simak saran praktisi pasar modal saat indeks bergejolak

Simak saran praktisi pasar modal saat indeks bergejolak

“Kondisi pasar saham yang seperti ini ternyata cukup menggerus keuntungan investor seperti saya,” ujar Surono Subekti, Praktisi Pasar Modal.

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menurun 24% jika dibandingkan posisi tertinggi pada tahun ini. Sekarang, pergerakan IHSG semakin tidak menentu setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menyatakan akan mencabut quantitative easing tahap tiga. Akibatnya, banyak investor asing keluar dari pasar saham.

Ini pula yang membuat nilai tukar rupiah kian melemah. Bahkan, rupiah telah melemah 18,95% secara year to date. “Kondisi pasar saham yang seperti ini ternyata cukup menggerus keuntungan investor seperti saya,” ujar Surono Subekti, Praktisi Pasar Modal.

Jika biasanya Surono bisa memperoleh untung 44%, saat ini hanya bisa mendapat 30% secara year to date.

Sejatinya, tidak ada yang tahu pelemahan harga saham maupun pelemahan rupiah akan berlangsung sampai seberapa besar. Tapi yang pasti kalau rupiah terus melemah, sudah pasti harga saham berpotensi melemah.

“Menurut pandangan saya, dalam ketidakpastian ini sebaiknya investor memasang posisi wait and see. Jadi selama proses menunggu ini, sebaiknya perbanyak posisi kas. Kalau saya saat ini posisi kasnya di atas 8%. Biasanya saya bisa lebih kecil dari ini. Bisa sampai 1% kalau kondisi normal,” ujarnya gamblang.

Ia memberi saran, posisi wait and see  bisa ini bisa dilakukan sampai ada kepastian akan calon presiden. “Jika calon presiden dan wakil presiden ada yang disukai oleh pasar, Anda sudah bisa mulai masuk ke pasar. Jangan menunggu hasil pemilihan umum. Nanti Anda bisa ketinggalan kereta,” sarannya.

Surono mencontohkan, saham-saham yang patut dikoleksi adalah saham yang tidak perlu transportasi atau logistik. Salah satunya saham asuransi. Pilih saham asuransi yang menangani asuransi kendaraan bermotor, rumah dan lainnya. Sehingga tingkat pendapatan perusahaan ini masih terus bertumbuh.

Saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ45 memang menarik. Dan biasanya, saham ini akan cenderung rebound lebih dulu  jika kondisi ekonomi kembali membaik. Namun, saham indeks LQ45 biasanya lebih mahal, karena peminatnya lebih banyak.