Berharap realisasi janji Jokowi

17 Jun 2015
Berharap realisasi janji Jokowi

JAKARTA. Percepatan pembangunan jalan tol antara Serang-Panimbang, menjadi salah satu janji Presiden Joko Widodo (Jokowi)  untuk menghidupkan pariwisata di Tanjung Lesung. Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu tiga tahun. Mencapai target tersebut bukan pekerjaan mudah, sebab proyek yang baru dalam tahap Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) ini menyangkut pembebasan lahan yang biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Sambil menunggu realisasi janji Presdiden Jokowi soal pembangunan jalan tol Serang-Panimbang,  PT Jababeka dan BWJ memulai sejumlah proyek infrastruktur untuk menambah jumlah pengunjung.

Saat ini, menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten yang juga Sekretaris Dewan Provinsi KEK Tanjung Lesung, Moh Ali Fadilla, jumlah pengunjung baru sebanyak 250.000-300.000 orang per tahun. Selain membangun airstrip sepanjang 1,2 kilometer di kawasan Tanjung Lesung, BWJ juga akan membangun marina dan terminal cruise yang di klaim terbesar se Asia Tenggara.

Marina seluas 100 ha ini rencananya akan memiliki 600 dermaga dan bisa menjadi pelabuhan kapal pesiar dengan penumpang 5.000 orang. Sebanyak 300 dermaga untuk kapal pribadi dan 300 dermaga untuk publik. Dalam pembangunan marina, Jababeka menggandeng anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (PPI). Pembangunan marina ditargetkan bisa dimulai tahun ini dengan investasi sekitar Rp 800 miliar dan selesai dalam 3 tahun ke depan.

Marina ini diharapkan bisa menjadi penghubung dan tambatan kapal-kapal pesiar dan yacth dari Singapura dan Malaysia. Sedangkan airstrip, bisa digunakan calon pengunjung ke Tanjung Lesung melalui  penerbangan dengan pesawat kecil berkapasitas 24 orang dari Bandara Halim Perdana Kusumah di Jakarta.

Bertambahnya jumlah pengunjung, tentu akan meningkatkan okupansi hotel di Tanjung Lesung. Saat ini, KEK Tanjung Lesung sudah memiliki sejumlah fasilitas berupa hotel, villa, dan lokasi wisata air, yaitu Tanjung Lesung Beach Hotel, Kalicaa Villa, Beach Club, Sailing Club dan Legon Dadap Village.

General Manager (GM) Tanjung Lesung Beach Resort, W. Widiasmanto, mengatakan, saat ini tingkat okupansi hotel di Tanjung Lesung masih di bawah 50%. “Kami menargetkan dalam waktu dekat tingkat okupansi akan naik, setidaknya di atas 50%,” katanya. Oleh karena itu dia berharap janji Presiden Jokowi menyelesaikan jalan tol Serang-Panimbang dalam waktu 3 tahun, benar-benar terlaksana. Jalan tol sepanjang 83 km tersebut diperkirakan bakal menelan investasi Rp 5 triliun.

Direktur Utama PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Setyono Djuandi Darmono menjadi salah satu orang yang paling optimistis dengan pengembangan KEK Tanjung Lesung. Dengan target 10 investor baru untuk menggarap lokasi tahap pertama seluas 200 hektare (ha), KIJA mengaku empat investor asing sudah menyatakan kesiapannya. Keempat investor itu akan membangun resor, marina, theme park dan komplek olahraga, dengan total investasi Rp 90 miliar.

Jika melihat konsepnya, proyek KEK Tanjung Lesung merupakan kawasan mixed development premium. Properti mulai dari hotel hingga fasilitas penunjangnya seperti dermaga, kebun binatang, wisata alam, dan sebagainya dengan target wisatawan menengah ke atas. Sedangkan wisatawan kelas menengah ke bawah, akan disediakan hotel dan kawasan penunjang lain di sekitar kawasan.

"Prinsipnya, kami akan menyentuh segmen menengah atas terlebih dahulu, dengan begitu bagian di bawahnya akan mengikuti," ujar Setyono, beberapa waktu lalu kepada KONTAN. Selain menjual wisata alam pantai, termasuk kawasan Ujung Kulon, anak Gunung Krakatau, dan Pulau Umang, KIJA juga berjanji mengembalikan budaya Banten yang sempat hilang.

Untuk membiayai proyek-proyek marina di Tanjung Lesung, KIJA telah memasarkan 100 unit butik hotel. Dengan delapan hingga sepuluh kamar, KIJA membutuhkan modal pembangunan hotel sebesar Rp 5,6 miliar per unit. Harga unit hotel ditawarkan senilai US$ 1 juta dengan hak guna bangunan selama 10 tahun. Investor dijanjikan imbal balik yang cukup baik, karena nantinya unit-unit itu akan disewakan dengan tarif Rp 1,5 juta per malam.

Selain membangun hotel mewah, rencananya KIJA juga akan membangun home stay empat kamar dengan tarif Rp 100.000 per kamar per malam. Home stay tadi juga ditawarkan ke investor dengan nilai sekitar Rp 250 juta.

KIJA mengklaim pembangunan KEK Tanjung Lesung sudah menelan investasi Rp 1,4 triliun hingga kini. "Itu setara dengan Rp 5 triliun untuk nilai buku saat ini," ujar Setyono. Dia memperkirakan pengembangan KEK Tanjung Lesung bisa memakan investasi total mencapai Rp 15 triliun. Saat ini harga per meter persegi tanah di dalam wilayah KEK Tanjung Lesung dihargai Rp 2 juta-Rp 5 juta per meter persegi.

Dengan investasi yang besar, KIJA mengincar tiga jenis investor. Pertama, investor yang mau membeli saham BWJ yang saat ini masih dikuasai seluruhnya oleh Jababeka. "Kami akan melepas 49% saham. Jadi, kami masih menjadi pemegang saham mayoritas," ujar dia.

Kedua, investor yang mau membeli lahan dengan luas berkisar antara 50 ha hingga 100 ha.

Ketiga, investor yang mau membangun proyek seperti hotel, villa, mal, atau lapangan golf. Investasi yang besar dibutuhkan, karena menurut perhitungan Setyono, untuk mencapai target satu juta wisatawan per tahun, KEK Tanjung Lesung sedikitnya membutuhkan 12.000 kamar hotel yang berasal dari tiga hotel bintang lima, lima hotel bintang empat, seratus hotel bintang tiga, dan 530 hotel butik.

Dia menyebut Grup Ciputra, Grup Agung Podomoro, Grup Agung Sedayu, dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk berminat di proyek ini. Lantas operator hotel Ritz-Carlton, Hilton, dan Hyatt juga tertarik masuk ke KEK Tanjung Lesung.  Namun, belum ada yang mencapai kesepakatan. "Calon investor masih ragu-ragu karena kendala infrastruktur," ujarnya.