Gaya hidup sehat atau healty life sudah booming sejak beberapa tahun yang lalu. Saat ini masyarakat menjadi lebih sering mengkonsumsi sayur dan buah.
Di Pekanbaru, GreenSmoothie Factory menjadi pembawa trend hidup sehat ini. Bermula dari kebiasaan Endro Firdaus, sang owner, dan istri mengonsumsi smoothies, keduanya menyebarkan kebiasaan hidup sehat bagi masyarakat melalui GreenSmoothie Factory.
Greensmoothie Factory tidak hanya sekedar menjual minuman, namun juga gaya hidup sehat, dengan mengonsumsi smoothies buah dan sayur.
Dalam meracik makanan minuman, menerapkan menu sehat seperti mengganti minyak kelapa sawit dengan minyak kelapa, garam dapur putih beryodium dengan garam pink himalaya, mengganti beras putih dengan beras merah dan beberapa bahan lainnya. Makanan di GreenSmoothie Vactory juga bebas MSG atau penyedap rasa.
Cara pengolahannya pun menggunakan teknik dan cara yang sehat. Tanpa melalui proses penggorengan, menu dimasak dengan cara rebus, tumis, dan grill. Sehingga menu yang disajikan betul-betul sehat dan bernutrisi, namun rasa tetap enak. Kombinasi bumbu dan rempah yang tepat membuat sajian GreenSmoothie Factory memiliki rasa premium.
Anak ke 4 dari 5 bersaudara ini menceritakan, tren kesehatan di luar negeri yang terpantau melalui media sosial instagram, juga menjadi inspirasi dia mendirikan GreenSmoothie. Dari berbagai akun yang ia follow, banyak yang posting greensmoothies yaitu minuman yang diblender campuran sayur dan buah.
Karena penasaran, kemudian ia bikin sendiri dan ternyata rasanya cocok. Ketika dibawa ke kantor, saat masih bekerja di salah satu bank swasta di Pekanbaru, ternyata teman sekantor suka dan minta dibuatkan rutin setiap pagi.
Karena permintaan banyak, di tahap awal, ia menggunakan sistem pembayaran bulanan di depan alias deposit. Dari teman kantor, permintaan kemudian meluas. Karena tak punya karyawan, ia hanya menerima langganan yang searah dari rumah ke kantor.
“Jadi rute setiap paginya dari rumah, antar anak ke rumah mertua, antar istri ke kantornya dan lanjut ke kantor. Respons warga Pekanbaru bagus terhadap minuman sehat ini, karena sesuatu yang baru dan menyehatkan. Customer berlangganan terus bertambah dari 3 jadi 10 jadi 30 sampai akhirnya kami mengirimkan 200 botol per hari ke seputaran Pekanbaru,” ucap alumni Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ini.
Seiring waktu, ia tak mampu mengantar sendiri, karena rute makin banyak. Karena itu ia rekrut kurir. Dari satu kurir makin bertambah menjadi tiga kurir. Di tahap awal, penjualan hanya online karena belum punya tempat.
Karena ingin fokus, barulah ia menyewa ruko dan membuka Healthy Café di tahun 2014 di lokasi yang macet untuk branding awareness. Dan awal tahun 2016 ia pindah ke lokasi yang lebih representative.
Bisa dibilang, Endro memulai usaha dibayarin customer karena ia menerapkan payment di depan untuk berlangganan. Ia menyebut lebih pada modal kepercayaan customer untuk menyediakan asupan sehat mereka.
Sedangkan peralatan usaha pada saat pertama hanya menggunakan peralatan di rumah seperti blender dan lemari es saja. Modal baru keluar ketika membuka gerai café untuk sewa tempat hingga renovasi ekterior dan interior café nya.
“Sejak awal sampai dengan sekarang, usaha masih dikelola oleh kami (Saya dan istri) secara modal. Memutar keuntungan tiap bulannya untuk memperbaiki atau menambahkan peralatan atau apapun untuk meningkatkan performa usaha,” ucapnya.
Baginya, setiap usaha pasti ada pasang surut, termasuk penolakan atau pasar yang belum terbentuk. Apalagi, di bisnis yang digeluti yang bersifat edukasi harus memberikan keyakinan dulu kepada customer, memberi pengetahuan baru tentang makan sehat.
Agar bisnis selalu up to date, menurut Endro harus selalu berinovasi, selalu melek terhadap perkembangan target market sehingga selalu bisa memberikan solusi dari setiap permasalahan. Selain itu belajar ilmu bisnis, ikut seminar, sekolah untuk menguatkan ilmu terkait bisnis, ikut komunitas juga.
“Saat ini saya ikut komunita TDA (Tangan Di Atas) Pekanbaru, komunitas pengusaha. Saat ini saya belum mempunyai mentor dalam berbisnis. Strategi saya dalam melihat naik turunnya usaha adalah tau dulu ritme usaha kita dan persiapkan diri untuk kondisi terburuk, dan juga punya banyak strategi untuk bisa bangkit kembali,” katanya.
Seiring waktu, usaha Endro semakin berkembang. Saat ini ia mempunyai 25 orang karyawan. Sekarang semua sudah dikerjakan oleh tim GreenSmoothie factory. Ia pun mulai ekspansi ke beberapa kota, seperti Medan, dengan membuka jasa layanan catering makanan sehat. Media social diakui Endro sangat membantu tumbuhnya bisnis saat ini, dan ia memanfaatkannya untuk strategi pemasaran produk.
Ke depan, ia memiliki mimpi, GreenSmoothie bisa menjadi sebesar Starbuck yang berada di mana-mana dan menjadi healthy lifestyle masyarakat urban. Lima tahun ke depan ia bermimpi memiliki cabang di kota-kota besar di Indonesia hingga ke Singapura. Tentunya membutuhkan investor untuk bisa mewujudkan mimpi ini.
“Kami ingin tujuan kami menyehatkan banyak orang dengan asupan sehat menjadi kenyataan,” ucap Endro.
Untuk itu, agar bisnis terus stabil, ia terus melakukan evaluasi, menyusun strategi, dan terus meyakinkan diri bahwa usaha yang digeluti mempunyai keunikan serta daya jual yang berbeda dari lainnya. Kuatkan akar bisnis dan selalu berinovasi.
Bagi generasi muda yang ingin terjun menekuni dunia usaha, kata Endro, jangan pernah takut untuk melakukan atau mewujudkan ide ide yang ada di kepala, karena tidak akan pernah tahu kalau jika dijalankan akan menjadi sukses besar.
Ia ikut ajang Wirausaha Muda Mandiri dari informasi komunitas TDA. Ikut mendaftar dan lolos sampai menjadi finalis. Hingga menjadi pemenang 1 kategori non mahasiswa bidang usaha boga.
“Saya yakin dengan business model yang saya punya, tim juri akan tertarik karena bisnis GreenSmoothie Factory ini selain mendapatkan rezeki keuntungan bagi saya, juga memberikan manfaat sehat untuk banyak orang. Dan setelah menjadi pemenang bagi saya lingkaran keberuntungan saya tentunya semakin luas, apalagi Bank Mandiri memang melakukan pembinaan khusus untuk para pemenang untuk bisa meningkatkan bisnis ke depannya,” jelas Endro.