Fransiska Firlana | 14 December 2011
Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Seperti itulah strategi sejumlah perusahaan asuransi saat ini. Mereka memasarkan produk asuransi murah lewat jalur affinity, yakni menggelar kerjasama dengan perusahaan, organisasi, atau komunitas yang memiliki anggota.
Dengan cara ini perusahaan-perusahaan asuransi ini bisa memperbesar jumlah nasabah plus mendongkrak perolehan premi. Mereka juga tak perlu terlalu repot mencari nasabah baru. Sebab, para mitra tersebut memiliki keanggotaan yang bisa menjadi target pasar produk asuransi mereka.
Mari kita tengok langkah PT Asuransi Sinar Mas. Sejak 5 Maret 2011 lalu mereka menggandeng komunitas sepeda dalam rangka menawarkan produk asuransi sepeda. Sebelumnya, PT Avrist Assurance telah terlebih dulu bekerjasama dengan komunitas Bike To Work Indonesia, juga menawarkan asuransi sepeda.
Menurut Personal Lines Division Head Sinar Mas Teguh Aria Djana, sepeda kembali menjadi tren selama satu setengah tahun terakhir. “Di Jakarta saja, ada ratusan komunitas sepeda. Pada peluncuran asuransi sepeda, Sabtu (5/11), kami hanya menggandeng satu komunitas sepeda di Jakarta yang anggotanya 700 orang,” kata dia.
Padahal, asal Anda tahu, khusus sepeda tua saja sedikitnya terdapat 284 komunitas. Teguh mengatakan, dalam sekali event sepeda santai, peserta bisa mencapai 1.000 orang. Tentu ini potensi pasar yang besar untuk memasarkan asuransi yang sesuai kebutuhan nasabah.
Vice President & Head of Bancassurance & Alternatif Distribution Avrist Norman Tetelepta pun mengakui, potensi dari satu komunitas sepeda cukup besar. Tengoklah komunitas Bike to Work Indonesia. Komunitas ini beranggotakan sekitar 20.000 orang dan ditargetkan bisa mencapai 75.000 orang ke depannya. “Pengendara sepeda juga butuh rasa aman dalam beraktivitas. Selain itu, langkah ini juga menjadi sarana untuk melakukan penetrasi pasar,” jelas dia.
Proteksi perlu karena harga sepeda dan onderdil juga tidak murah. Tak heran, pemilik sepeda kerap was-was terhadap risiko kehilangan tunggangan kesayangan ini. Jadi, selain menyediakan asuransi kecelakaan untuk pengendara, perusahaan asuransi juga menawarkan produk asuransi sepeda.
Masih tes pasar
Baik Sinar Mas maupun Avrist mengaku belum sampai mematok target premi dari asuransi ini. Pasalnya, mereka masih mengetes pasar untuk produk baru ini. “Kalau respon sudah oke, baru kami tetapkan targetnya,” kata Teguh.
Yang jelas, premi asuransi sepeda lewat jalur affinity ini cukup murah. Misalnya, Avrist menawarkan asuransi jiwa dengan premi Rp 10.000. Bila ada 20.000 anggota Komunitas Bike to Work Indonesia menjadi pemegang polis Avrist, premi yang dikumpulkan bisa mencapai Rp 200 juta. Lumayan, kan?
Dengan premi semungil itu, pengendara sepeda mendapat proteksi selama setahun dengan uang pertanggungan (UP) mencapai Rp 5 juta. Tentu saja tak semua pemegang polis akan mengajukan klaim. Inilah keuntungan bagi perusahaan asuransi. Di satu sisi, asuransi ini memberikan rasa keamanan bagi pengendara sepeda.
Sementara itu Sinar Mas menawarkan paket asuransi kecelakaan plus asuransi kerusakan atau kehilangan sepeda. Preminya mulai dari Rp 200.000 dengan UP sebesar Rp 75 juta. “Ada empat paket asuransi yang kami tawarkan, dari risiko total lost, total lost akibat bencana alam, sampai ke personal accident. Jadi, ini sudah kayak asuransi mobil,” jelas Teguh, bernada promosi.
Direktur Ritel PT Asuransi Jasa Indonesia Soeranto bilang, pihaknya mengaku tertarik memanfaatkan strategi ini. “Premi yang dikumpulkan mungkin tidak terlalu besar. Akan tetapi strategi ini bisa menjadi salah satu cara bagi kita untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat. Dapat premi plus promosi,” ujar dia.
Jasindo mengaku kini sedang mencari mitra untuk menjajal produk asuransi ini. Boleh jadi, bukan komunitas sepeda saja yang menjadi sasaran tapi juga komunitas sepeda motor. Harapan dia, dengan memperkenalkan produk berpremi murah, nasabah akan tergoda memanfaatkan produk asuransi lain, yang ditawarkan perusahaan.
Mendukung bisnis personal lines
Selain komunitas sepeda, Sinar Mas juga membidik komunitas fotografi. “Ini juga tak kalah seru dengan peluang di komunitas sepeda. Kami sedang mempelajarinya,” tutur Teguh.
Selain komunitas pehobi, kini perusahaan-perusahaan asuransi juga mengincar organisasi keagamaan dan kemasyarakatan untuk mendorong pendapatan premi dari nasabah individu alias personal lines. Teguh berharap, produk berpremi murah ini bisa membantu Sinar Mas mencapai target premi personal lines. Sinar Mas menargetkan, tahun ini segmen personal line menghasilkan premi sekitar Rp 3 miliar. Memang, dibandingkan total premi perusahaan, premi dari komunitas pehobi ini belum terlalu signifikan.
Maklum saja, masih masa perkenalan. Namun, Avrist cukup optimistis, produk ini bisa mendukung bisnis personal lines mereka. Tahun ini Avrist berharap total premi bisa tumbuh 80%. Sekadar catatan, Avrist mampu mengumpulkan pendapatan premi sebesar Rp 1,7 triliun. “Dari jumlah tersebut, kontribusi terbesar, yaitu lebih dari 80%, merupakan kontribusi dari premi individu,” ujar Norman.
Sinar Mas juga cukup berani mematok target pertumbuhan premi tahun ini. Mereka menetapkan pertumbuhan premi 40% dari perolehan premi 2010 yang mencapai Rp 3,2 triliun.