Biar aman bikinlah jalur sepeda

Rizki Caturini | 15 December 2011

Biar aman bikinlah jalur sepeda

Cahaya berkelap-kelip menyelusup di tengah semrawutnya lalu lintas di sebuah petang di ibukota. Sinar yang datang dari lampu pesepeda ini memberikan sinyal hati-hati bagi ribuan pengendara kendaraan bermotor lainnya.

Bersepeda di Jakarta memang harus kudu hati-hati. Sebab, pesepeda harus berebut jalur dengan pengguna jalan lainnya.

Akibat sesaknya lalu lintas di jalanan, cerita pesepeda yang ditabrak kendaraan lainnya bukan suatu hal yang biasa. Sudah cukup sering pengayuh kereta angin ini disuruduk oleh kendaraan lainnya karena harus bererbut jalan dengan pengguna lalu lintas lainnya.

Hal ini berbeda dengan di negara-negara maju seperti Jerman dan Belanda. Di negeri tersebut, pesepeda memperoleh lajur khusus. "Hal terpenting bagi pesepeda di Jerman adalah jalur sepeda yang tersedia di pinggir jalan raya, sehingga keselamatan pesepeda lebih terjaga," ujar Manfred Redelfs, Kepala Unit Riset dan Investigasi di Greenpeace, organisasi lingkungan global di Jerman.

Di Negeri Bavaria itu, pesepeda berbagi jalur dengan pejalan kaki. Jalur sepeda diberi cat merah sebagai pembatas area dengan pejalan kaki yang memiliki area berwarna abu-abu, warna asli konblok di sisi jalan raya.
 
Pesepeda pun memiliki rambu lalu lintas. Mereka juga harus menaati peraturan kapan harus berhenti dan menyeberang jalan karena lampu lalu lintas buat pesepeda juga tersedia.

Usaha pesepeda lokal meminta jalur khusus supaya tidak celaka sudah seringkali dilontarkan. Namun, hingga kini, usaha tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Toto Sugito, Ketua Bike To Work (B2K) Indonesia, mengaku sudah sering kali menyampaikan pentingnya jalur khusus itu kepada pemerintah. Tetapi, dia kerap kali gigit jari. “Gerakan moral untuk mengajak masyarakat bersepeda jauh lebih mudah ketimbang meyakinkan pemerintah untuk mendukung kegiatan ini lewat pembangunan infrastruktur yang menjamin keselamatan para pesepeda,” katanya.

Setelah sekian lama mengusulkan baru pada Mei 2011 lalu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meresmikan jalur sepeda sepanjang 1,5 kilometer di kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Namun, realisasi tersebut belum memuaskan bagi komunitas pesepeda.

" Gerakan moral untuk mengajak masyarakat bersepeda jauh lebih mudah, ketimbang meyakinkan pemerintah untuk mendukung kegiatan ini lewat pembangunan infrastruktur yang menjamin keselamatan para pesepeda. "
- Toto Sugiarto, Ketua Bike To Work (B2K) Indonesia -

Toto menilai, jalur tersebut tidak efektif karena pesepeda tidak melewati rute di kawasan tersebut.  Lain halnya jikalau di kawasan perkantoran seperti Thamrin dan Sudirman.

Dia yakin jalur di kawasan jantung ibukota tersebut akan lebih efektif karena menghubungkan pesepeda dengan tempat kerja. Maklum, pesepeda umumnya pegawai kantoran di tengah kota.

Rudi Ogel, Ketua Komunitas Sepeda Downhill Jakarta, menuding, tidak efektifnya jalur sepeda yang dibuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lantaran kurang koordinasi dengan komunitas pesepeda. Akibatnya, dia bilang pesepeda masih harus berebut jalur dengan pengendara motor dan mobil. “Sehingga keselamatan pesepeda kurang diperhatikan," tandasnya.

Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan jalur khusus sepeda di Melawai itu hanya sebagai awal saja. Mereka mengatakan, keterbatasan anggaran membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terpaksa membangun jalur sepeda secara bertahap.

Ke depannya, Pemerintah Provinsi DKI berjanji memperbanyak jalur sepeda. Deputi Gubernur Bidang Kependudukan dan Permukiman Provinsi DKI Jakarta Syahrul Effendi mengaku sudah memasukkan penambahan jalur sepeda dalam program desain transportasi di Jakarta. Salah satunya di daerah Banjir Kanal Timur yang bakal ada jalur khusus untuk pesepeda.

Masalahnya, pembangunan jalur khusus saja belumlah cukup. Di Belanda contohnya, para para pengguna sepeda bisa memperoleh tempat parkir khusus di stasiun kereta dan terminal bus. Dengan demikian, pengguna sepeda bisa terkoneksi dengan moda transportasi lainnya.

Bagi yang tidak memiliki sepeda, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas penyewaan sepeda. Sistem ini sudah cukup lama berkembang di Eropa. Worldwatch Institute, badan riset independen yang menganalisis masalah lingkungan global yang bermarkas di Amerika Serikat menerangkan, konsep penyewaan sepeda di beberapa kota di Eropa seperti Berlin dan Kopenhagen telah berjalan cukup lama.

Masyarakat mendapatkan akses menyewa sepeda dengan harga terjangkau di tempat yang telah disediakan dengan sistem sewa atau dengan kartu elektronik dan kembalikan di tempat yang sama atau di rak parkir setelah selesai digunakan. Di Hamburg, Jerman, harga penyewaan sepeda berkisar 8,5 euro sampai 12 euro per hari.

Di banyak kota di Eropa, sistem ini dibiayai dari iklan sepeda atau dari konsesi perusahaan yang mendanai program ini dengan imbalan mereka bisa beriklan di tempat penyewaan-penyewaan sepeda.

Paris mengikuti konsep ini pada 2007 lalu dengan menyediakan 20.600 unit sepeda di lebih dari 1.450 tempat penyewaan sepeda. Angka ini empat kali lebih banyak dari jumlah stasiun kereta di negara ini.

Beberapa kota di dunia seperti Roma, London, Moskow, Jenewa, Beijing, Tel Aviv, Sydney dan beberapa kota di AS seperti Washington DC dan San Francisco juga berinisiatif untuk mengadopsi program ini.

B2W juga sudah mulai merintis  usaha ini dengan mendirikan Rumah Sepeda Indonesia, tempat penyewaan sepeda pertama di Indonesia yang berada di Jakarta. Tempat rental sepeda yang beroperasi sejak Agustus 2011 ini menyewakan sekitar 20 unit sepeda.

Biaya sewa Rp 50.000 untuk 12 jam penyewaan. Penyewa juga harus menaruh deposit Rp 200.000 untuk antisipasi kerusakan ataupun sepeda tidak kembali. "Semangat awal program ini adalah untuk mengedukasi masyarakat, bukan untuk bisnis semata," kata Taufik Hidayat Dewan Pembina Bike To Work Indonesia.

Akhirnya, seperti jargon B2W Indonesia, agar gerakan ini menghasilkan sesuatu yang nyata, mulailah dengan 3 M. Mulai bersepeda dari diri kita sendiri, mulai bersepeda dari jarak terdekat, dan mulai bersepeda sekarang juga!

berita terbaru