Segepok tantangan menanti pemimpin mendatang

Berdasarkan reportase dan riset KONTAN, sejumlah masalah menghantui ekonomi Indonesia tahun depan dan akan menjadi tantangan serius bagi siapa pun yang menang dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Pertama, pengangguran dan kemiskinan dan potensi jebakan bonus demografi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mengatakan, pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah ekonomi paling serius. Sebab, revolusi industri 4.0 dalam waktu dekat akan makin mereduksi jumlah tenaga kerja.

Menurutnya, penyediaan sumber daya manusia (SDM) andal dan sesuai era teknologi baru jadi kunci. "Sebab, selain mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada, penyerapan tenaga kerja juga turun, efeknya bisa menambah kemiskinan," ujar Danang.
Di sisi lain, Indonesia tengah menikmati bonus demografi dan lonjakan kaum milenial. Tanpa kebijakan paten, bonus demografi niscaya sekadar menjadi jebakan dan beban besar di masa depan.

Kedua, masalah nilai tukar rupiah. Stabilisasi kurs rupiah menjadi pekerjaan rumah. Harus ada terobosan mampu meredam gejolak nilai tukar.
Tantangan ketiga, melebarnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Ekonom Indef Bhima Yuhistira menilai, posisi CAD termutakhir harus jadi perhatian serius. Tantangannya, "Harus mampu menekan impor migas," kata Bhima.

Keempat, mengakhiri ketergantungan pada komoditas dan membangun sektor manufaktur. Saat ini sekitar 70% ekspor nasional berupa bahan mentah. Untuk itu, industrialisasi menjadi pekerjaan rumah yang tak boleh diabaikan.

Kelima, stabilisasi iklim investasi. Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, sinergi dari sisi peraturan dengan pemerintah daerah sangat penting untuk memberi kepastian investasi bagi para investor.