Hotel berbintang bersinar, hotel murah meredup
- Publish: 10 February 2014
- Oleh : Adisti Dini Indreswari,Rani Nossar
- Di lihat :19472 kali
JAKARTA. Hampir seluruh sektor properti diprediksi bakal menurun di tahun 2014. Namun, tidak demikian halnya dengan sektor perhotelan yang justru diuntungkan oleh aktivitas pemilihan umum (pemilu). Tahun politik rupanya membawa berkah bagi bisnis perhotelan, selain pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 6%.
Menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit, bisnis perhotelan erat kaitannya dengan kunjungan wisatawan serta aktivitas pertemuan. Untuk urusan pelesir, industri pariwisata lokal semakin berkembang dan didukung oleh potensi wisata yang ciamik.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, delapan bulan pertama tahun 2013, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 5,64 juta atau meningkat 8,28% dibandingkan tahun 2012. Tahun depan, pertumbuhan bisa mencapai sekitar 10%.
Pertumbuhan Hotel Berbintang di Jakarta
2012 | 26.000 kamar |
2013* | 28.384 kamar |
2014* | 30.734 kamar |
sumber: Cushman & Wakefield Indonesia |
Faktor pemilu juga berkontribusi terhadap bisnis hotel. "Permintaan akan terus tumbuh, terutama dari tamu dengan durasi tinggal pendek dan menengah selama pemilu," ujar Arief Rahardjo, Senior Associate Director Research & Advisory Cushman & Wakefield.
Peningkatan permintaan terutama terjadi di segmen hotel berbintang yang memiliki jumlah kamar lebih banyak. Plus yang dilengkapi dengan fasilitas meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE).
Alhasil, tingkat hunian hotel pun diprediksi bakal meningkat. Menurut proyeksi Cushman & Wakefield, tingkat okupansi hotel berbintang khususnya di Jakarta akan terangkat menjadi 74,4% di 2014. Sebagai perbandingan, prediksi tingkat okupansi sepanjang tahun ini adalah 73%.
Beberapa Hotel Baru Yang Akan Beroperasi di 2014
Nama Pemilik/ Operator | Hotel Bujet | Hotel Berbintang | Jumlah |
PT Intiwhiz International | 6 | 1 (Bintang 3) | 7 |
Accor | N/A | N/A | 17 |
PT Dyandra Media International Tbk | 3 | 3 | |
Tune Hotel | 3 | 3 | |
PT Summarecon Agung Tbk | 1 | 1 | 2 |
PT Metropolitan Land Tbk | 1 | 1 | |
sumber: berbagai sumber, riset KONTAN |
Tak aneh jika perusahaan yang bergelut di bisnis perhotelan lebih ekspansif tahun depan. Lihat saja, PT Intiwhiz International. Anak usaha PT Intiland Development Tbk ini berniat merampungkan pembangunan tujuh hotel anyar di 2014. Dengan begitu, mereka akan mengoperasikan 12 hotel tahun depan. Di luar itu, perusahaan juga berencana memulai pembangunan sedikitnya 10 hotel baru tahun depan.
Direktur Intiwhiz Ndang Mulyadi percaya diri, pemilu bisa mendongkrak tingkat okupansi hotelnya 5%-10%. Asal tahu saja, saat ini, rata-rata tingkat okupansi hotel Intiwhiz yang berbintang tiga sebesar 70%. Sedangkan yang berjenis hotel budget sedikit lebih tinggi, yaitu 80%.
Geliat bisnis perhotelan juga turut mendorong ekspansi bisnis operator hotel. Nita Janita Ekaniana, Manajer Hubungan Masyarakat Archipelago International yakin, pemilu bisa mengerek tingkat okupansi hotel, bahkan hingga penuh.
Melihat peluang ini, Archipelago pun berambisi memperkuat jaringannya yang saat ini meliputi 70 hotel yang sudah beroperasi. "Setidaknya, akan ada 40 hotel yang baru dibuka di tahun 2014," ujar Nita.
Sayangnya, Nita belum bisa memberi tahu jumlah hotel yang akan mulai dibangun di 2014. Pasalnya, kontrak baru pengelolaan hotel masih terus berdatangan.
Persaingan mengetat
Namun, tak semua pelaku yakin dengan kemilau bisnis hotel. Guido Andriano, General Manager Corporate Sales and Marketing Santika Hotels menyatakan, tingkat okupansi tahun depan memang diprediksi bakal meningkat ketimbang tahun ini. Masalahnya, daerah dengan tingkat hunian yang tinggi masih terpusat di kota-kota besar, seperti Jakarta, dan beberapa daerah tujuan wisata, seperti Bali.
Belum lagi, faktor kompetisi yang kian sengit lantaran ekspansi jorjoran yang digelar para pebisnis hotel. "Persaingan akan makin ketat nanti. Untuk booking tahun baru saja, saya belum lihat ada pertumbuhan besar," kata Guido.
Berbeda dengan hotel berbintang, pertumbuhan hotel murah alias budget hotel justru diyakini mulai melandai. Beberapa tahun terakhir, hotel budget tumbuh pesat, baik dari sisi jumlah maupun tingkat hunian. Meski tetap positif, pertumbuhan tahun depan diprediksikan tidak akan sepesat tahun 2013.
Malah, perkembangan hotel budget di daerah potensial, yakni di Bali, sudah terhenti. Menurut Panangian, pembangunan hotel budget di pulau Dewata sudah tidak diperbolehkan lagi terkait isu perusakan lingkungan dan kelebihan pasokan hotel. Dengan begitu, pertumbuhan hotel berbintang akan lebih marak.