Yang berjaya dan lesu di tahun kuda
- Publish: 10 February 2014
- Oleh : Merlinda Riska,Adisti Dini Indreswari
- Di lihat :10776 kali
JAKARTA. Pada 2014 ini, pelaku bisnis meramal roda bisnis masih bakal merayap. Tapi, di beberapa sektor masih berpeluang tumbuh cerah. Secara umum, fluktuasi dan tren pelemahan nilai tukar rupiah masih menjadi kekhawatiran pebisnis. Tak hanya itu, sebagian pebisnis percaya roda ekonomi tidak akan berputar kencang saat perhelatan pemilihan umum.
Salah satu sektor yang diprediksi masih bakal moncer di 2014 adalah sektor telekomunikasi seiring pertumbuhan teknologi informasi dan pertumbuhan jumlah penduduk. Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Alex Janangkih Sinaga menuturkan, dalam 12 tahun terakhir, bisnis teknologi informasi komunikasi (TIK/ICT) tumbuh pesat. "Di Indonesia, industri ini tumbuh paling tinggi dengan pertumbuhan total 1.333% selama 12 tahun terakhir," ujarnya.
Total pasar seluler di Asia tahun 2012 tercatat sebesar US$ 48,6 miliar (Meliputi layanan telepon seluler dan sambungan tetap dan paket data)
Negara | Porsi | Nilai |
Indonesia | 30% | US$ 14,58 miliar |
Malaysia | 20% | US$ 9,72 miliar |
Thailand | 17% | US$ 8,26 miliar |
Singapura | 12% | US$ 5,83 miliar |
Vietnam | 11% | US$ 5,34 miliar |
Philipina | 10% | UA$ 4,86 miliar |
Jumlah | 100% | US$ 48,6 miliar |
Sumber : International Data Corporation (IDC) |
Menurut Alex, industri teknologi informasi tetap bertumbuh meski ekonomi Indonesia melambat setahun terakhir. Bahkan, bila sebagian pebisnis menganggap pemilu menjadi penghambat pertumbuhan bisnisnya, justru di bisnis ICT, pemilu menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan. "Proyeksinya di 2014 bisnis ICT bisa tumbuh sekitar 7%-8% ketimbang tahun ini," katanya.
Optimisme juga datang dari sektor riil. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Pudjianto bilang, industri ritel tahun depan bakal cerah dengan dukungan pertumbuhan ritel di Luar Jawa. "Pertumbuhan di Jawa sudah stagnan. Perkembangan pesat justru datang dari luar Pulau Jawa," ungkapnya.
Berdasarkan riset Nielsen, hingga Oktober 2013, ada 20.000 ritel modern di Indonesia, tumbuh 16% ketimbang periode yang sama 2012. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang proyeksi Aprindo tahun ini yang sebesar 14%. Nah, "Untuk 2014, kami proyeksikan industri ritel bisa tumbuh sekitar 12%-14%," katanya.
Tapi, prospek ritel yang kinclong harus terganggu pembengkakan biaya operasional yang bikin laba tergerus. "Laba ritel bakal lebih jelek karena tertekan biaya sewa, kenaikan upah minimum pekerja dan ongkos perizinan," ujar Pudjianto.
Omzet Peritel Nasional Periode 2009-2013
Nama Ritel | Pendapatan (Rp miliar) | |||||
Q3 2013 | Q3 2012 | 2012 | 2011 | 2010 | 2009 | |
Sumber Alfaria Trijaya Tbk | 25,116.09 | 19,834.82 | 23,366 | 18,277 | 14,064 | 10,555 |
Matahari Department Store Tbk | 5,108.29 | 4,251 | 5,617 | 4,701 | 4,092 | 617 |
Ramayana Lestari Sentosa Tbk | 4,700.17 | 4,523.85 | 5,700 | 5,086 | 4,775 | 4,310 |
Matahari Putra Prima Tbk | 8,709.38 | 7,971.31 | 10,868 | 8,909 | 8,545 | 10,280 |
Midi Utama Indonesia Tbk | 3,621.46 | 2,796.14 | 3,872 | 2,584 | 1,588 | 793 |
Supra Boga Lestari Tbk | 955.47 | 790.61 | 1,077 | 218 | 708 | 559 |
Mitra Adiperkasa Tbk | 6,918.53 | 5,441.44 | 7,585 | 5,890 | 4,712 | 4,112 |
Hero Tbk | 8,917.61 | 7,830.41 | 10,510 | 8,952 | 7,667 | 6,653 |
Sumber : IDX, diolah oleh Biro Riset KONTAN |
Lantaran biaya operasional naik, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Sugwantono Tanto bilang, pengelola mal sudah mengambil ancang-ancang untuk mengerek tarif sewa sekitar 10%-20% pada 2014. Peritel juga harus membayar service charge lebih mahal karena pembengkakan biaya operasional ini.
Sektor e-commerce sebagai bagian dari sektor ritel juga diramal tumbuh cerah. Hambatan logistik dalam membangun bisnis ritel justru mendongkrak pertumbuhan belanja online. Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (Idea), Daniel Tumiwa menyatakan, tahun 2014 menjadi momentum melesatnya industri e-commerce di Tanah Air. Salah satu pendorongnya, makin banyak pebisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memperluas usaha ke online. "Proyeksinya, bisa tumbuh double digit," katanya.
Kendati tak sekencang tahun lalu, sektor elektronik juga yakin mampu tumbuh di atas 10% karena bertambahnya konsumen. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Alisoebroto bilang, permintaan produk elektronik di pasar domestik masih lumayan bagus. Tapi, pelemahan rupiah dan kenaikan UMP menghambat laju pertumbuhan sektor ini lantaran sebagian komponen elektronik masih impor.
Tahun 2013, sektor elektronik tak mencapai target pertumbuhan 15%. Makanya, Ali memilih target moderat untuk 2014. " Kami khawatir, pelemahan rupiah berlanjut, sehingga 2014 ini industri elektronik hanya akan tumbuh 9%-10%," katanya.
Otomotif stagnan
Berbeda dengan sektor lain, industri otomotif tahun depan diprediksi agak stagnan. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto memprediksi, penjualan mobil tahun 2014 hanya akan sama seperti 2013. Sebagai gambaran, hingga November 2013, penjualan mobil nasional mencapai 1,13 juta unit, tumbuh 10,26% dari periode yang sama 2012. Angka ini hampir mendekati target tahun ini 1,2 juta unit.
Nah, lantaran depresiasi rupiah masih berlanjut, "Tahun 2014, outlook dari kami sekitar 1,2 juta unit mobil terjual, sama dengan tahun lalu," ungkap Jongkie.
Pertumbuhan yang melambat juga terjadi pada industri sepeda motor. Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata bilang, penjualan motor agak tersendat sejak adanya beleid batas minimal uang muka atau Down Payment (DP) kredit. "Tahun 2014 proyeksinya hanya 4%," katanya.
Hingga November 2013, penjualan sepeda motor nasional 7,22 juta unit. AISI memprediksi, hingga akhir 2013 penjualan motor bisa menembus 7,6 juta-7,7 juta unit. Tahun 2014, AISI memproyeksikan penjualan sepeda motor bakal tembus 7,9 juta-8 juta unit.
Penjualan mobil dari tahun ke tahun
Tahun | Volume |
2014** | 1.200.000 unit |
2013* | 1.132.130 unit |
2012 | 1.116.230 unit |
2011 | 894.164 unit |
2010 | 764.709 unit |
2009 | 486.061 unit |
2008 | 607.805 unit |
2007 | 434.473 unit |
Sumber : Gaikindo *per November 2013 **proyeksi Gaikindo |