Pilih konsolidasi di tahun pemilu
- Publish: 10 February 2014
- Oleh : RR Putri Werdiningsih,Tendi Mahadi,Agustinus Beo D
- Di lihat :11810 kali
JAKARTA. Memasuki tahun 2014, kalangan pebisnis dipastikan bakal berhitung cermat dalam menentukan langkah bisnis mereka. Adanya pemilihan umum (pemilu) 2014 membuat industri domestik akan berhati-hati dalam menentukan aksi usaha.
Bisa dipastikan, konsentrasi pemerintah bakal lebih mengedepankan pemilu ketimbang urusan yang lain, termasuk ekonomi. Apalagi, 10 menteri yang bercokol di pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono berasal dari partai. "Ini yang membuat gerak roda pemerintah bakal terhambat," kata Franky Sibarani, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Shinta Widjaja Kamdani, Chief Executive Officer Sintesa Group menambahkan, situasi ekonomi global yang belum pulih benar juga membuat para pebisnis, terutama bidang manufaktur, bakal menahan diri mengepakkan sayap bisnis di tahun kuda nanti. Apalagi, kondisi industri padat karya seperti sepatu dan tekstil masih banyak mengalami hambatan dalam menjalankan bisnisnya sepanjang tahun ini.
Misalnya, mereka belum maksimal dalam melempar produk ke pasar Eropa dan Amerika Serikat yang belum pulih sebagai imbas krisis global. "Perkembangan industri ini bakal tidak maksimal tahun depan," kata Shinta.
Industri lain yang bakal mengalami hadangan di 2014 adalah sektor yang masih mengandalkan bahan baku impor. Ini memang menjadi persoalan klasik industri dalam negeri.
Boleh dibilang, sebagian besar industri domestik masih berharap dari bahan baku impor lantaran belum mendapatkan pasokan dari dalam negeri. Contohnya, industri permesinan, otomotif, plastik, tekstil, farmasi, dan yang lainnya.
Sudah begitu, kondisi rupiah yang diprediksi masih belum bisa menunjukkan otot keperkasaannya pada tahun depan. hal tersebut membuat industri berbasis bahan baku impor masih harus menanggung beban kurs yang tidak sedikit.
Shinta memprediksikan, kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berada di rentang Rp 11.500-Rp 12.000 pada tahun depan. Meski begitu, ia menyatakan bahwa kondisi rupiah yang masih loyo ini tidak cuma berasal dari faktor dalam negeri, melainkan juga berasal dari luar negeri, seperti kondisi ekonomi Amerika Serikat.
Franky berharap, pemerintah mau memperhatikan persoalan yang cukup pelik ini. Ia mendesak ada kebijakan yang bisa mempermudah investasi untuk barang modal dan bahan baku. Bentuknya bisa dengan pemberian insentif.
Pakai produk domestik
Tantangan lain yang perlu mendapat perhatian adalah upah pekerja. Dalam beberapa tahun terakhir ini, para pengusaha jelas dipusingkan dengan aksi unjuk rasa pekerja yang menuntut upah yang lebih layak.
Meski tidak menyebut cara penyelesaian yang sepatutnya, Shinta berharap adanya peran aktif dari pemerintah supaya persoalan upah pekerja dapat terselesaikan. Pasalnya, upah pekerja merupakan salah satu faktor penentu tingkat kompetitif industri domestik.
Sepertinya, jika belum ada langkah nyata, memang tidak ada cara lain bagi pebisnis selain mengencangkan ikat pinggang. Cara ini bakal ditempuh Shinta dalam mengembangkan sayap bisnis Sintesa Group.
Shinta memastikan tidak bakal melakukan ekspansi bisnis di tahun politik nanti. Pihaknya hanya akan menyelesaikan proyek-proyek yang sudah direncanakan di tahun ini dan tahun sebelumnya. "Kami melihat di tahun 2014 nanti adalah saat untuk konsolidasi," ucapnya.
Pertumbuhan Produksi Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III-2013
Jenis Industri | Pertumbuhan (%) | |
Q to Q | Y on Y | |
Makanan | 0,22 | 7,58 |
Minuman | 0,4 | 0,81 |
Pengolahan tembakau | 3,42 | (-0,52) |
Tekstil | (-1,17) | (-6,99) |
Pakaian Jadi | 0,5 | 9,23 |
Kulit, barang kulit dan alas kaki | 1,5 | 5,81 |
Kayu, barang dari kayu | 1,12 | 5,15 |
Kertas dan barang dari kertas | (-3,36) | (-2,21) |
Bahan dan barang kimia | (-1,31) | 5,43 |
Farmasi | 3,91 | (-1,99) |
Karet dan barang dari karet, plastik | 4,01 | 0,67 |
Barang galian bukan logam | 5,61 | 4,15 |
Logam Dasar | (-3,06) | 3,56 |
Barang logam bukan mesin | (-3,18) | 7,46 |
Komputer, barang elektronik dan optik | 2,1 | 8,06 |
Peralatan listrik | (-4,33) | 8,12 |
Mesin | 5,87 | 1,86 |
Kendaraan bermotor | (-5,72) | 8,69 |
Alat angkutan lainnya | 4,74 | 2,48 |
Furnitur | 2,43 | 8,28 |
Pengolahan lainnya | 1,5 | (-1,84) |
Jasa reparasi dan pemasangan mesin | 5,66 | (-4,17) |
Total manufaktur besar dan sedang | 0,15 | 6,83 |
Sumber BPS |
Pembenahan di sana sini bakal juga bakal dikerjakan, termasuk juga dari sisi finansial. Tidak lupa, Sintesa berusaha untuk memaksimalkan kapasitas produksi yang ada. Ini semua, kata Shinta, demi menjaga kesinambungan grup usahanya.
Menurut Franky, selain mengoptimalkan kapasitas di masing-masing perusahaan, jangan pula melupakan potensi pasar domestik yang tetap tergolong besar dan potensial, meski bakal terjadi pesta demokrasi. Ia menyarankan di setiap kegiatan perusahaan, termasuk di pemerintahan, lebih digalakkan penggunaan produk dalam negeri.
Bila selama ini baru sebatas pada pengadaan barang yang berasal dari produk domestik, kegiatan itu bisa lebih diperluas lagi. Contohnya pun tidak susah-susah amat. "Misalnya, di setiap rapat menggunakan makanan dan minuman dari dalam negeri," kata Franky.
Franky yakin dengan cara ini, industri domestik bisa bertahan dan malah bisa berkembang. Langkah ini pun diyakini bisa menjadi pintu masuk bagi industri manufaktur Indonesia dalam menghadapi persaingan bisnis global. Yang sudah di depan mata adalah penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang bakal berlangsung tahun 2015 nanti.
Inilah yang membuat Menteri Perindustrian MS Hidayat yakin, industri manufaktur Indonesia di 2014 nanti masih bisa tumbuh sedikit di atas 6%. "Tidak banyak berubah dari proyeksi 2013," katanya. Industri besi baja, makanan dan minuman, otomotif, dan industri kimia bakal menjadi motor penggerak.
Profil Ekspor dan Impor Indonesia
Bulan | Impor | Ekspor | ||
Nilai | Berat | Nilai | Berat | |
(US$ miliar) | (ribu ton) | (US$ miliar) | (ribu ton) | |
Januari | 15, 45 | 11.925 | 15,37 | 55.661 |
Februari | 15,31 | 10.904 | 15, 01 | 53.861 |
Maret | 14,88 | 11.018 | 15,02 | 59.776 |
April | 16,46 | 12.21 | 14,76 | 58.887 |
Mei | 16,66 | 12.61 | 16,13 | 61.44 |
Juni | 15,64 | 11.925 | 14, 76 | 54.121 |
Juli | 17,42 | 13.229 | 15,08 | 56.083 |
Agustus | 13,01 | 9.897 | 13,08 | 53.046 |
September | 15,51 | 11.291 | 14,71 | 55.867 |
Oktober | - | - | - | - |
November | - | - | - | - |
Desember | - | - | - | - |
Total | 140,35 | 105.013 | 133,95 | 508.748 |