Pilih konsolidasi di tahun pemilu

Pilih konsolidasi di tahun pemilu

JAKARTA. Memasuki tahun 2014, kalangan pebisnis dipastikan bakal berhitung cermat dalam me­nentukan langkah bisnis mereka. Adanya pemilihan umum (pemilu) 2014 membuat industri domestik akan berhati-hati dalam menentukan aksi usaha.

Bisa dipastikan, konsentrasi pe­merintah bakal lebih mengedepan­kan pemilu ketimbang urusan yang lain, termasuk ekonomi. Apalagi, 10 menteri yang bercokol di pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono berasal dari partai. "Ini yang membuat gerak roda pemerintah bakal terhambat," kata Franky Sibarani, Wakil Sekreta­ris Jenderal Asosiasi Pengusaha In­donesia (Apindo).

Shinta Widjaja Kamdani, Chief Executive Officer Sintesa Group me­nambahkan, situasi ekonomi global yang belum pulih benar juga mem­buat para pebisnis, terutama bidang manufaktur, bakal menahan diri mengepakkan sayap bisnis di tahun kuda nanti. Apalagi, kondisi industri padat karya seperti sepatu dan tek­stil masih banyak mengalami ham­batan dalam menjalankan bisnisnya sepanjang tahun ini.

Misalnya, mereka belum maksimal dalam melempar produk ke pasar Eropa dan Amerika Serikat yang be­lum pulih sebagai imbas krisis glo­bal. "Perkembangan industri ini ba­kal tidak maksimal tahun depan," kata Shinta.

Industri lain yang bakal mengalami hadangan di 2014 adalah sektor yang masih mengandalkan bahan baku impor. Ini memang menjadi persoal­an klasik industri dalam negeri.

Boleh dibilang, sebagian besar in­dustri domestik masih berharap dari bahan baku impor lantaran belum mendapatkan pasokan dari dalam negeri. Contohnya, industri perme­sinan, otomotif, plastik, tekstil, far­masi, dan yang lainnya.

Sudah begitu, kondisi rupiah yang diprediksi masih belum bisa menun­jukkan otot keperkasaannya pada tahun depan. hal tersebut membuat industri berbasis bahan baku impor masih harus menanggung beban kurs yang tidak sedikit.

Shinta memprediksikan, kurs rupi­ah terhadap dollar Amerika Serikat berada di rentang Rp 11.500-Rp 12.000 pada tahun depan. Meski begitu, ia menyatakan bahwa kondi­si rupiah yang masih loyo ini tidak cuma berasal dari faktor dalam ne­geri, melainkan juga berasal dari luar negeri, seperti kondisi ekonomi Amerika Serikat.

Franky berharap, pemerintah mau memperhatikan persoalan yang cu­kup pelik ini. Ia mendesak ada kebi­jakan yang bisa mempermudah in­vestasi untuk barang modal dan ba­han baku. Bentuknya bisa dengan pemberian insentif.

Pakai produk domestik

Tantangan lain yang perlu menda­pat perhatian adalah upah pekerja. Dalam beberapa tahun terakhir ini, para pengusaha jelas dipusingkan dengan aksi unjuk rasa pekerja yang menuntut upah yang lebih layak.

Meski tidak menyebut cara penye­lesaian yang sepatutnya, Shinta ber­harap adanya peran aktif dari peme­rintah supaya persoalan upah peker­ja dapat terselesaikan. Pasalnya, upah pekerja merupakan salah satu faktor penentu tingkat kompetitif industri domestik.

Sepertinya, jika belum ada langkah nyata, memang tidak ada cara lain bagi pebisnis selain mengencangkan ikat pinggang. Cara ini bakal ditem­puh Shinta dalam mengembangkan sayap bisnis Sintesa Group.

Shinta memastikan tidak bakal melakukan ekspansi bisnis di tahun politik nanti. Pihaknya hanya akan menyelesaikan proyek-proyek yang sudah direncanakan di tahun ini dan tahun sebelumnya. "Kami melihat di tahun 2014 nanti adalah saat untuk konsolidasi," ucapnya.

Pertumbuhan Produksi Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III-2013

Jenis Industri Pertumbuhan (%)
Q to Q Y on Y
Makanan 0,22 7,58
Minuman 0,4 0,81
Pengolahan tembakau 3,42 (-0,52)
Tekstil (-1,17) (-6,99)
Pakaian Jadi 0,5 9,23
Kulit, barang kulit dan alas kaki 1,5 5,81
Kayu, barang dari kayu 1,12 5,15
Kertas dan barang dari kertas (-3,36) (-2,21)
Bahan dan barang kimia (-1,31) 5,43
Farmasi 3,91 (-1,99)
Karet dan barang dari karet, plastik 4,01 0,67
Barang galian bukan logam 5,61 4,15
Logam Dasar (-3,06) 3,56
Barang logam bukan mesin (-3,18) 7,46
Komputer, barang elektronik dan optik 2,1 8,06
Peralatan listrik (-4,33) 8,12
Mesin 5,87 1,86
Kendaraan bermotor (-5,72) 8,69
Alat angkutan lainnya 4,74 2,48
Furnitur 2,43 8,28
Pengolahan lainnya 1,5 (-1,84)
Jasa reparasi dan pemasangan mesin 5,66 (-4,17)
Total manufaktur besar dan sedang 0,15 6,83
Sumber BPS

Pembenahan di sana sini bakal juga bakal dikerjakan, termasuk juga dari sisi finansial. Tidak lupa, Sintesa berusaha untuk memaksimalkan kapasitas produksi yang ada. Ini se­mua, kata Shinta, demi menjaga ke­sinambungan grup usahanya.

Menurut Franky, selain mengopti­malkan kapasitas di masing-masing perusahaan, jangan pula melupakan potensi pasar domestik yang tetap tergolong besar dan potensial, meski bakal terjadi pesta demokrasi. Ia menyarankan di setiap kegiatan per­usahaan, termasuk di pemerintahan, lebih digalakkan penggunaan produk dalam negeri.

Bila selama ini baru sebatas pada pengadaan barang yang berasal dari produk domestik, kegiatan itu bisa lebih diperluas lagi. Contohnya pun tidak susah-susah amat. "Misalnya, di setiap rapat menggunakan makan­an dan minuman dari dalam negeri," kata Franky.

Franky yakin dengan cara ini, in­dustri domestik bisa bertahan dan malah bisa berkembang. Langkah ini pun diyakini bisa menjadi pintu ma­suk bagi industri manufaktur Indo­nesia dalam menghadapi persaingan bisnis global. Yang sudah di depan mata adalah penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang bakal ber­langsung tahun 2015 nanti.

Inilah yang membuat Menteri Per­industrian MS Hidayat yakin, indus­tri manufaktur Indonesia di 2014 nanti masih bisa tumbuh sedikit di atas 6%. "Tidak banyak berubah dari proyeksi 2013," katanya. Industri besi baja, makanan dan minuman, otomotif, dan industri kimia bakal menjadi motor penggerak.

Profil Ekspor dan Impor Indonesia

Bulan Impor Ekspor
Nilai Berat Nilai Berat
(US$ miliar) (ribu ton) (US$ miliar) (ribu ton)
Januari 15, 45 11.925 15,37 55.661
Februari 15,31 10.904 15, 01 53.861
Maret 14,88 11.018 15,02 59.776
April 16,46 12.21 14,76 58.887
Mei 16,66 12.61 16,13 61.44
Juni 15,64 11.925 14, 76 54.121
Juli 17,42 13.229 15,08 56.083
Agustus 13,01 9.897 13,08 53.046
September 15,51 11.291 14,71 55.867
Oktober - - - -
November - - - -
Desember - - - -
Total 140,35 105.013 133,95 508.748
merah biru hijau