JAKARTA. Emas sudah menjadi alat investasi sejak zaman baheula. Meski demikian, emas tetap menjadi salah satu portofolio yang menjanjikan pada tahun depan. Meski emas sudah terbilang mahal, harganya masih bisa meningkat lagi.
Sama seperti tahun ini, ketidakpastian ekonomi juga masih menyelimuti tahun 2013. Namun, apapun kondisinya, berinvestasi di emas tidak boleh dilupakan. Soalnya, si kuning berkilau ini kesohor sebagai alat investasi yang aman, sehingga mendapat sebutan safe haven. Berinvestasi di emas juga menguntungkan.
Lihat saja pada tahun ini. Gejolak ekonomi yang melanda negara-negara maju juga berimbas pada naik turunnya harga emas. Bursa komoditas New York mencatat, harga emas sempat melonjak ke titik tertinggi US$ 1.798,9 per ons troi (oz) pada 28 Februari 2012. Sejak saat itu, harga emas terus melandai, bahkan sempat menyentuh titik terendah US$ 1.542,7 pada 16 Mei 2012.
Namun seperti biasa, emas selalu mempunyai pesona. Harga emas pun kembali terangkat dan pada perdagangan 4 Desember berada di titik US$ 1.700,7 per oz. Hitung punya hitung, sejak awal tahun telah menghasilkan keuntungan sekitar 7,77%.
Kecil memang, tapi setidaknya bisa mengatasi inflasi tahun ini yang diperkirakan 4,5%. Keuntungan berinvestasi emas juga lebih tinggi dibandingkan bila menyimpan dana di deposito yang maksimal cuma mengais bunga 6,5%. "Di jangka pendek, investasi emas biasanya memberi hasil kecil, tapi dalam jangka panjang bisa 15%-20% per tahun," kata Mike Rini, Perencana Keuangan MRE Financial & Business Advisory.
Tak percaya? PT Pegadaian mencatat, harga logam mulia pada tahun 1994 sebesar Rp 25.000 per gram dan pada 4 Desember 2012 sudah Rp 580.200 per gram. Harga tersebut melonjak 23 kali lipat dalam 18 tahun. Atau, rata-rata imbal hasil investasi emas per tahun pada periode itu mencapai 123,37%. Dahsyat!
Lalu, bagaimana tahun depan? Nico Omer Jonckheere, analisis komoditas di Valbury Asia Futures, yakin bahwa harga emas bisa di atas US$ 2.000 per ons troi. "Tahun depan, sangat mungkin ada lonjakan harga emas US$ 50- US$ 200 per ons troi setiap hari, sehingga emas bisa menyentuh harga tertinggi US$ 2.400 per ons troi," kata Nico.
Penyebabnya, inflasi global akan terus meningkat karena terdorong kebijakan bank sentral yang terus mencetak uang. Lalu, permintaan emas dunia cenderung meningkat. Ini karena aksi China dan India yang terus meningkatkan pembelian emas. "Makanya, akhir tahun ini harga emas cenderung melemah. Itu kesempatan untuk membeli," sarannya.
Waspada krisis
Nico memang sangat optimistis dengan harga emas. Berbeda dengan Nizar Hilmy, Analis Komoditas di SoeGee Futures, hanya memperkirakan harga emas mencapai titik tertinggi di US$ 1.800-US$ 1.900 per ons troi tahun depan. Itu dengan asumsi, Amerika Serikat (AS) bisa menghindari fiscal cliff (jurang fiskal) dan ekonomi Eropa mulai bangkit. "Tapi kalau perekonomian global memburuk, krisis Eropa tambah parah, harga emas bisa rontok di US$ 1.400-US$ 1.500," jelasnya. Soalnya, nasabah lebih memilih memegang cash saat krisis. Ingat krisis di AS 2008-2009, nilai tukar dollar AS malah meningkat.
Harry Pattikawa, Credit Portofolio Risk Analyst DHB Bank, Rotterdam, Belanda, pernah berujar, harga emas tidak akan terus naik saat krisis global. Soalnya, nilai emas jual emas sudah melebihi fungsi dasarnya. Fungsi dasar emas adalah pelindung inflasi.
Ia mengingatkan kejadian tahun 1970 - 1980-an. Saat itu, investor di sebagian belahan dunia ramai-ramai membeli emas karena ketidakpastian ekonomi akibat tingginya inflasi AS lebih dari 13%. Harga emas pun melonjak menjadi US$ 850 di tahun 1980. Jika disesuaikan tingkat inflasi, harga saat itu setara US$ 2.466 per ons troi.
Namun dengan intervensi bank sentral, harga emas terus luruh. "Kondisi sekarang tidak jauh beda dengan periode itu. Kita tidak tahu kekuatan pasar dan intervensi, tapi kalau ada investor yang membeli emas dengan harga emas, sebaiknya memetik pelajaran dari peristiwa 1980," terang Harry.
Damar Setiawan, General Manager Bisnis Emas PT Pegadaian, mengatakan nasabah tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga emas. "Kita lihat saja fenomena emas, harganya terus meningkat sepanjang masa," jelasnya. Kesimpulannya, bila berinvestasi emas, jangan jangka pendek.