<< menu

Gertak atau janji setengah jalan
Gertak atau janji setengah jalan

JAKARTA. Meski Bank Indonesia (BI) mengatakan sudah menegur bank yang menjajakan kredit tanpa agunan (KTA) via pesan singkat (SMS), masih saja ditemui kiriman broadcast SMS penawaran KTA. Bedanya, saat ini kebanyakan penjaja tak mencantumkan nama bank lagi. Hanya nasabah yang tertarik yang bisa mengetahui dari bank mana penawaran KTA berasal.

Dalam salah satu surat pembaca Kontan, terungkap kekecewaan seorang pembaca terhadap upaya penyelesaian masalah SMS KTA yang setengah jalan ini. Saya sering menerima SMS untuk kartu kredit dan KTA, dan telah melaporkan ke BI melalui SMS, namun tetap KTA dan kartu kredit berdatangan. Kelihatannya BI menjalankan gertakan saja, tapi tidak ada pelaksanaannya. Atau terjadi sesuatu antara BI dengan bank-bank ini? Terima kasih. Semoga dibaca oleh BI, tulisnya.

Sampai saat ini bank-bank yang dipanggil BI hanya mengatakan masih terus berkoordinasi dengan BI. Head of Group Strategic Marketing and Communication DBS Indonesia Deffy L. Hardjono mengaku, DBS memang menggunakan jasa tenaga outsourcing untuk memasarkan KTA. .

Untuk mengatasi masalah ini, DBS mengaku masih terus berkoordinasi dengan BI untuk membahasnya lebih lanjut. "Kami juga telah melakukan koordinasi internal untuk memastikan seluruh tenaga penjual kami menawarkan produk sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku," ujar Deffy.

Untuk rencana lebih jauh, DBS Indonesia akan memfokuskan target KTA pada karyawan-karyawan di perusahaan yang sudah menjadi debitur korporasi DBS. Nanti kami memberikan pinjaman lunak lewat KTA ini," tambah Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Hendra Gunawan. Cara ini juga akan menekan risiko kredit, karena profil nasabah lebih jelas.

Sementara itu Head of Consumer Banking Standard Chartered Bank Indonesia Sajid Rahman awalnya mengaku telah berhenti mengirimkan penawaran KTA melalui media SMS sejak November tahun 2010. "Tahun ini kami akan lebih memfokuskan strategi pemasaran secara langsung melalui kantor-kantor cabang," ujarnya.

Tapi tak berselang lama setelah sanggahan tersebut pada hari yang sama Kontan justru menerima SMS penawaran KTA yang langsung menyebut nama Stanchart. Akhirnya Sajid mengakui, dalam pemasaran KTA, Stanchart memang memanfaatkan jasa tenaga outsourcing. "Kami menggandeng salah satu perusahaan outsourcing," katanya. Setelah kasus ini, Stanchart mempertimbangkan pemutusan kontrak dengan perusahaan outsourcing yang ia kontrak, jika terbukti masih mengirimkan SMS promosi KTA ke nasabah bank.

 

Box : Melaju di antara tren turun penyaluran KTA

Sebenarnya nama KTA sendiri bukan berasal dari BI, tapi bank-bank yang mulai mempopulerkan istilah ini. Itulah sebabnya, dalam data BI data kucuran KTA harus dilihat dalam kategori kredit konsumsi lain-lain.

Per Januari 2011, jumlah kredit konsumsi lain-lain milik bank asing dan campuran yang tercatat Rp 26,09 triliun. Naik sebesar 0,27% atau Rp 69 miliar jika dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar Rp 26,02 triliun.

Posisi kredit ini memang bisa turun naik setiap bulannya. Tapi kalau dilihat keseluruhan, di tahun 2010 posisi KTA industri perbankan justru mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal di sepanjang tahun inilah para agen atau sales menghujani nasabahnya SMS penawaran KTA setiap hari. .

Di tahun 2010, posisi KTA industri perbankan hanya Rp 318,03 triliun, turun 28,80% atau Rp 128 triliun dibandingkan tahun 2009. Bank swasta nasional yang mengalami penurunan 52,83% mengalami penurunan kredit KTA terbesar, disusul bank pemerintah sebesar 25,72%, lalu bank asing atau campuran sebesar 16,96%.

Sementara untuk nilainya, kredit KTA 2010 di bank asing atau campuran mengalami penurunan sebesar Rp 5,32 triliun dibandingkan KTA 2009. Memang penurunannya tak sebesar angka penurunan KTA di bank swasta nasional yang melorot Rp 88,28 triliun dan Rp 39,42 triliun di bank pemerintah, tapi bisa dilihat tren keseluruhan KTA industri perbankan mengalami penurunan.

Tapi ternyata tren penurunan ini tidak dialami oleh DBS Indonesia. Sebagai salah satu bank yang paling banyak diadukan ke BI, bank asal Singapura tersebut mengaku mengalami kenaikan penyaluran kredit. "Secara YoY, KTA di DBS tumbuh hingga 100%. Untuk tiga tahun ke depan, penyaluran kredit tersebut diharapkan bisa naik sebesar Rp 2 triliun," ujar Deffy tanpa mau menyebutkan nilainya. Mengingat upaya para salesnya yang sama-sama gigih, prestasi yang sama bisa jadi dicapai Standard Chartered Bank. Sayangnya bank yang berasal dari Inggris ini tidak mau mengungkapkan data KTA- nya.

 

Tabel I : Standard Chartered
Standard Chartered

Tabel II : DBS
DBS

 

 

Tabel III : Citibank

Citibank

Rabu, 09 Maret 2011, 7:27 AM Oleh Dyah Megasari