Loading
Gerbang tol membuat Kabupaten Batang getol kejar investor

Gerbang tol membuat Kabupaten Batang getol kejar investor

BATANG. Pemerintah daerah kabupaten Batang, Jawa Tengah menyambut baik kehadiran tol trans Jawa. Pemerintah daerah Batang sadar betul kehadiran jalur tol Trans-Jawa di depan “halamannya” seperti juga membuka akses Kabupaten Batang. Apalagi kalau permintaan mereka untuk bisa mendapatkan jatah gerbang (exit) tol di Desa Pasekaran bisa terwujud.

Kedua fasilitas tersebut coba dimanfaatkan pemerintah daerah untuk menjadi nilai tambah dalam mengundang para investor menanamkan modalnya. Sebelum adanya tol trans Jawa, Kabupaten Batang hanya menjadi tempat peristirahatan para sopir-sopir truk. Kawasan industrinya pun tampak tidak banyak berkembang.

Untuk menarik para investor, Wihaji Bupati Bupati Kabupaten Batang, Jawa Tengah pun bergerak cepat. Ia membentuk tim percepatan investasi untuk mempersiapkan materi dan strategi Kabupaten Batang dalam mengembangkan potensi ekonomi daerahnya. "Kami mempunyai potensi industri dan wisata yang tinggi dan saya welcome dengan investasi," katanya pada KONTAN, Selasa (19/2).

Beberapa investor sepertinya melihat kabupaten yang berada di pantai utara ini menjadi salah satu lokasi investasi yang cukup seksi. Alasannya, Kabupaten Batang mempunyai pembangkit tenaga listrik tenaga uap (PLTU) terbesar se-Asia Tenggara dengan kapasitas 2 X 1.000 Mega Watt.

 

 

Kabupaten Batang mempunyai PLTU terbesar se-Asia Tenggara dengan kapasitas 2 X 1.000 Megawatt

 

Selain itu, upah minimum Kabupaten (UMK) Batang masih rendah yakni Rp 1,9 juta. Harga beli tanah pun juga masih terjangkau sehingga dapat menekan biaya produksi.

Selain itu pemerintah Kabupaten Batang juga telah menyiapkan tiga lokasi yang bakal dikembangkan menjadi kawasan industri, pertama di dekat Pantai Celong, Kecamatan Banyuputih, kedua di Kecamatan Tulis, dan ketiga di Kecamatan Kademan dekat PLTU.

Khusus untuk kawasan industri di Kecamatan Banyuputih akan dibuat konsep Transit Oriented Development (TOD) yang nantinya akan menjadi tempat berjualan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Target pasarnya adalah para pengguna jalan tol trans-Jawa.

Tidak hanya dijadikan sentra UKM, kawasan industri ini juga akan difungsikan sebagai tempat wisata karena lokasinya dekat dengan Pantai Celong. Para pengunjung dapat bersantai menikmati pemandangan laut plus menikmati kuliner khas Kabupaten Batang dan berbelanja barang-barang hasil produksi pelaku UKM setempat.

Wihaji mengaku ketiga lokasi tersebut sudah diusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan juga Presiden Joko Widodo.

Sesuai dengan arahan Presiden, kini mereka sedang membereskan persyaratan administrasi terkait tata ruang wilayah (RTRW) dan mengajukan revisi perda tata ruang.

Seiring dengan berbagai persiapan tersebut, pemerintah daerah telah melakukan pendekatan dengan beberapa calon investor. Hasilnya, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KWI) menjadi pengelola kawasan industri.

Tak hanya investor dalam negeri, Pemda Batang juga menyasar investor mancanegara seperti China, Korea Selatan, dan Malaysia. "Kami sudah diundang-undang ke luar, pada intinya mereka tertarik," jelasnya.

Bangun destinasi wisata baru

Pemerintah daerah berkutat membangun kawasan industri saja, mereka juga berencana untuk memperkuat sektor pariwisatanya. Secara geografis, wilayah Kabupaten Batang memang merupakan kombinasi antara pantai dan pegunungan. Jadi tak salah kalau Pemda Batang mencoba mengembangkan potensi agrowisatanya.

Untuk memudahkan pengembangan pariwisata, Pemda Batang membagi kawasan wisata menjadi 4 yaitu Si Kembang yang menjadi perwakilan wisata pegunungan, Si Lurah perwakilan untuk wisata adat dan budaya, Si Gandu sebagai perwakilan pantai, dan Si Kuping perwakilan destinasi olahraga ekstrem seperti paralayang.

Selain itu, ada destinasi wisata baru yang sedang disiapkan Pemda Batang untuk menarik kunjungan pelancong yakni Kampung Cokelat yang berada di Kecamatan Kademan.

Destinasi wisata yang satu ini berbeda dari lainnya, karena pengunjung bakal mendapatkan pengalaman berkeliling kebun cokelat dan bisa melihat secara langsung proses produksi cokelat skala industri.

Wihaji menjelaskan kampung cokelat bakal terus dikembangkan dengan melibatkan warga sekitar. Caranya, penduduk diminta untuk menanam pohon cokelat di area halaman rumah dan bakal diberikan pelatihan pengolahan cokelat.

Hasil produksinya bakal dijual kepada wisatawan yang berkunjung. Dengan begitu kualitas perekonomian warga dapat meningkat.