Tersandung pembebasan lahan

Sudah 1,5 tahun ini, sebagian warga Ciherang Pondok, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hidup dalam kebingungan. Uang sisa ganti rugi lahan yang mereka rindukan tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Padahal, warga telah "menggadaikan" sertifikat tanah dan bangunan yang diminta Tim Pengadaan Tanah (TPT) Kabupaten Bogor.

Awalnya, warga yang terkena proyek tol Bogor Ciawi Sukabumi ini dijanjikan akhir tahun 2010. Namun, menjelang tahun berganti, janji itu hanya isapan jempol. "Janjinya terus molor," kata Kepala Desa Ciherang Pondok Saprudin Jefri, pekan lalu.

"Pembayaran ganti rugi lahan tol Bocimi masih menggantung. Kecemasan pun membayangi warga. Entah kapan uang akan mengalir."

Menurut Jefri, awalnya pembayaran ganti rugi dijadwalkan 17 Desember lalu. Namun, sehari sebelum pembayaran dilaksanakan, sebuah panggilan telepon di malam hari membuyarkan harapan warga. Pelaksanaan pembayaran ganti rugi kemudian diundur tiga hari kemudian. Namun, lagi-lagi, rencana itu hanya omong doang.

Pembayaran sisa ganti rugi ini seharusnya diberikan kepada pemilik 19 hektare lahan dengan nilai Rp 18 miliar. Sebelumnya, pada tahap pertama, TPT telah mengucurkan ganti rugi kepada 34 warga dengan luas lahan 18,24 hektare. Untuk tahap kedua, TPT membayarkan ganti rugi lahan seluas 44 hektare dengan nilai Rp 13,3 miliar.

Pengalaman pahit juga milik warga enam kelurahan di Kotamadya Bogor. Mereka juga belum menerima ganti rugi lahan. Enam kelurahan itu yakni Kelurahan Muarasari, Sindangsari, Harjasari, Bojong Kerta, Kertamaya dan Rancamaya.

Pemegang konsesi proyek tol Bocimi ini adalah PT Trans Jabar Toll Road. Pemegang saham terbesarnya adalah cucu usaha Grup Bakrie yakni PT Bakrie Toll Road. Anak usaha PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) ini mengempit 60% saham Trans Jabar.

Pemegang saham lainnya adalah PT Jasa Sarana dan PT Bukaka Teknik Utama. Masing-masing perusahaan menguasai 25% dan 15% saham Trans Jabar.

Proyek jalan bebas hambatan sepanjang sekitar 54 kilometer akan memakan lahan sebesar 142,2 hektare. Rinciannya, lahan pemukiman sebesar 24,66 hektare, lahan sawah hingga 42,99 hektare dan ladang hingga 74,55 hektare.

Sekretaris Perusahaan ELTY Nuzirman Nurdin berharap proyek tol ini sudah dimulai pertengahan tahun depan. Bila jalan tol ini tersambung, proyek ini akan menghubungkan berbagai proyek usaha Bakrie lainnya.

Jalan ini akan menghubungkan proyek perumahan Bogor Nirwana Residence, Bogor dengan Hotel Lido Lakes, Sukabumi. Bogor Nirwana Residence adalah proyek perumahan seluas 800 hektare di kawasan Bogor. Sementara Hotel Lido Lakes Resort, hotel bintang empat yang baru saja diborong Bakrie.

Hotel di tepian waduk Lido, sekitar 45 menit perjalanan dari Bogor ini, rencananya akan dikembangkan menjadi arena wisata. Lokasinya dipenuhi pohon cemara. Hawanya sejuk.

Warga Ciherang Pondok sendiri sudah pernah mengadukan masalah ketelatan pembayaran ganti rugi ini ke DPRD Kabupaten Bogor, awal Agustus lalu. Namun, pertemuan antara DPRD, Trans Jabar dan warga Ciherang ini berbuah hampa.

Belum selesai masalah ganti rugi kini timbul masalah baru. Seorang warga Ciherang yang enggan disebutkan namanya membisikkan, ganti rugi semakin rumit bila ada bangunan yang tergusur.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada kejelasan soal harga penawaran ganti rugi bangunan. Padahal, dia mengaku sudah menyerahkan semua persyaratan yang diminta tim pengadaan tanah. Hingga sekarang, harga penawaran ganti rugi bangunan itu pun tak pernah ada. "Mereka beralasan kekurangan tenaga penilai," ucapnya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengakui pembebasan lahan tol ini tidak sesuai rencana. Dia mengaku pembayarannya tidak lancar. Awalnya, pembayaran ganti rugi ditargetkan selesai tahun ini. "Mudah-mudahan bisa selesai awal tahun depan," janjinya.

Siapa yang salah, belum ada yang mengaku. Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kota Bogor Bambang Gunawan mengaku sedang memeriksa persyaratan administrasi warga. Kapan pembayaran akan dilakukan, Bambang tak bisa memastikan. "Pokoknya sebelum pengerjaan fisik dilakukan," katanya dengan nada tinggi. Bila begini ceritanya, kesabaran warga mungkin bisa hilang.