kontan.co.id
share

Butuh Rencana Investasi yang Apik

Empat tahun pemerintahan Joko Widodo, imbal hasil tertinggi dari unitlink berbasis saham, yakni 26,09% selama empat tahun atau rata-rata 5,21% per tahun. Agar imbal hasil unitlink maksimal, perlu keahlian manajer investasi untuk menjaga return.<



JAKARTA. Unitlink atau produk asuransi berbalut investasi, masih menjadi favorit beberapa orang. Terutama bagi kalangan yang tetap ingin mendapat perlindungan asuransi, tapi tetap ingin mendapat investasi.

Lantaran karakter tersebut, maka imbal hasil unitlink tak bisa maksimal. Tengok saja berdasarkan data Infovesta Utama, return atau imbal hasil unitlink di tahun 2017 masih positif, tapi cenderung melambat. Dari tiga jenis unitlink, yakni saham, campuran dan pendapatan tetap tercatat return unitlink saham 10,77%, unitlink pendapatan tetap 8,66% dan unitlink campuran 9,10%. Dan per Agustus 2018, imbal hasil ketiga jenis unitlink itu negatif.

 

Selama masa pemerintahan Joko Widodo, imbal hasil terbaik terjadi pada awal pemerintahan. Unitlink saham 22,5% dan campuran 13,16%. Sementara di tahun itu, return pendapatan tetap cuma 7,6%. Dan hingga empat tahun masa Presiden Jokowi, rata-rata return unitlink saham 5,21% per tahun, campuran 4,36% dan pendapatan tetap 5,11%.

Sialnya, rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang bakal menaikkan suku bunga, akan menjadi pukulan berat bagi kinerja investasi produk unitlink di sisa tahun ini. Keputusan AS akan mempengaruhi bursa saham.

Senior Research Analyst PT Infovesta Utama Praska Putrantyo mengatakan, tren kinerja investasi unitlink tergantung oleh kebijakan eksternal The Fed. Apabila di akhir tahun terjadi kenaikan suku bunga acuan, maka kinerja unitlink akan semakin berat dan tumbuh melambat. "Proyeksi kinerja unitlink masih cukup berat karena ada rencana kenaikan The Fed sekali lagi. Oleh karena itu investor di pasar masih bersikap wait and see terhadap perkembangan ekonomi," kata Praska kepada KONTAN.

Strategi investasi

Agar mendapatkan return yang tinggi memang tetap membutuhkan rencana investasi yang apik. Made Daryanti, Chief of Investment Allianz Life Indonesia mengatakan, perusahaannya memiliki strategi yang cukup selektif dalam memilih aset alokasi sekaligus penyesuaian dengan kondisi pasar dan ekonomi.

Namun, agar imbal hasil pihaknya mengakui jika faktor eksternal cukup mempengaruhi kinerja aset alokasi sekaligus risiko yang bakal terjadi. Sebab, imbal hasil yang dihasilkan masing-masing fund bergantung pada kondisi pasar yang akan mempengaruhi performance dari aset alokasi dan risiko dari masing-masing aset tersebut dalam fund.

Sehingga baik dari sisi investasi tentu akan memiliki potensi imbal hasil dan potensi risiko sesuai aset masing masing. "High risk high return, sehingga penting sebagai nasabah kita mengukur risiko masing-masing. Hasil investasi yang ada dalam produk asuransi unitlink memang akan bergantung dari kondisi pasar juga. Namun perlindungan dari produk asuransi unitlink tentunya akan memberikan perlindungan sesuai dengan produk asuransi yang dibeli dan tercantum dalam polis asuransi," terangnya.





Artikel