Keberhasilan startup sangat tergantung inovasi dan kemampuan menjawab masalah-masalah yang ada di target konsumennya
Jadi jenis-jenis bisnis startup bisa sangat beragam. Mulai dari e-commece, Transportasi(Gojek), Media Sosial(Qlue), Tutorial(Hijup), Sistem Informasi HRD(Talenta), sampai urusan mencari teman hidup seperti, event organizer pernikahan(Bridestory), Biro Jodoh(Setipe)
Banyak orang percaya, saat ini kita berada tengah di revolusi teknologi. Menurut riset Accenture di tahun 2015, 22% perekonomian dunia sudah masuk dalam kategori ekonomi digital. Diproyeksikan angka ini akan naik menjadi 25% di tahun 2020.
Menurut riset Accenture di tahun 2015, 22% perekonomian dunia sudah masuk dalam kategori ekonomi digital.
Masih menurut riset Accenture, pertumbuhan ekonomi digital di tahun 2020, 25% perekonomian dunia sudah masuk dalam kategori ekonomi digital.
survey The Economist Intelligence Unit menunjukkan 77% pemimpin perusahaan dari berbagai jenis industri di dunia, menjadikan transformasi digital sebagai prioritas utama dalam strategi bisnis mereka.
. Lebih jauh lagi, 93% dari para responden Survey The Economist melihat transformasi digital adalah perjalanan yang masih akan terus berlangsung dan menjanjikan.
Asia tenggara adalah pasar internet ke-4 terbesar di dunia.
jadi tidak aneh Asia Tenggara menjadi salah satu target penetrasi di dunia startup
Pengguna internet bertumbuh 19% setiap tahun (2015: 92 juta, 2020: 215 juta)
I bisnis internet tumbuh 26% setiap tahun (2025 US$ 81 miliar)
Pembeli online tumbuh 21% per tahun (2015: 18 juta, 2025: 119 juta)
Pembeli Online tumbuh 39% per tahun (2015: US$ 1,7 miliar, 2025: US$ 46 miliar, 2015: Indonesia 31% di Asia Tenggara, 2025: Indonesia 52% di Asia Tenggara)
Online travel tumbuh 17% per tahun (2015: US$ 5 miliar, 2025: US$ 24,5 miliar).
Kota
Topik Kursus
Mentor
Talent
Tim
Mendapat jodoh bagi sebagian orang tidaklah sulit. Namun bagi sebagian orang , butuh waktu panjang. Itu sebabnya ajang menjodohkan orang sudah berlangsung sejak lama. Jika dulu ajang pencomblangan umum dilakukan keluarga atau temen , di era digital ini aktivitas perjodohan dilakukan secara online.
Berawal dari pengalaman sulitnya menemukan vendor pernikahan yang cocok, Kevin Mintaraga terinspirasi merintis usaha bridestory. Startup ini jadi wadah bertemunya penyedia jasa dan produk wedding dengan calon penganti. .
Mengelola sumberdaya manusia sebuah pekerjaan besar dan rumit . Bukan hanya soal pengembangan manusianya , urusan administrasi dan data karyawan pun sering kali merepotkan perusahaan . Mulai urusan absens, pengaturan cuti dan tentu saja , urusan pembayaran gaji dan pajak.
Qlue terkenal sebagai aplikasi berbasis smartphone untuk melaporkan berbagai keluhan yang dihadapai masyarakat. Aplikasi Qlue dikenal masyarakat secara luas setelah gubernur Dki Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadikan qlue sebagai aplikasi untuk menampung keluhan masyarakat.
Diajeng Lestari ceo sekaligus founder Hijup.com boleh berbangga hati. Bisnis yang dikembangkannya dari nol sejak 2011 berkembang pesat. Padahal ide bisnisnya muncul hanya karena dia sulit menemukan wardrobe muslimah yang sesuai untuk bekerja. Dibantu oleh suami yang mengelola situs buka bukalapak.com kini hijup sudah menjadi e-commerce islamic fashion pertama dan terbesar.
Demam Startup melanda dunia, tak terkecuali Indonesia. Satu persatu perusahaan Startup muncul di Indonesia. Beberapa di antaranya sukses dan layanannya ramai digunakan masyarakat.
Para pendiri tidak siap berpartner. Tak jarang para pendiri berantem sendiri karena tidak ada perjanjian pembagian keuntungan di awal.
Financial intelligence dalam pengelolaan bisnis. Startup butuh orang yang tidak hanya pintar di bidang teknis, tapi juga pintar untuk mengelola bisnis..
Menemukan ide yang bisa terbukti menghasilkan uang. Mencari ide yang bisa tervalidasi bisa menyelesaikan masalah dan menghasilkan uang untuk startup.
Modal besar. Startup di awal berdiri biasanya membutuhkan dana besar untuk membiayai pertumbuhannya. Kadang startup mengalami kesulitan likuiditas keuangan
Talent. Masih belum cukup banyak talenta yang bisa mengembangkan startup digital
Sistem pembayaran. Di Indonesia sistem pembayaran masih belum dikelola dengan baik
Internet dan infrastruktur. Masih banyak tempat yang jaringan internet dan infrastrukturnya masih buruk
Pemerintah negara mana yang tidak mau memiliki startup kelas dunia? Tapi startup tidak bisa tumbuh begitu saja. Ibarat mau memelihara ikan dalam akuarium, pemerintah harus pintar-pintar menyiapkan akuarium dengan ekosistem yang menyenangkan.
Ada beberapa hal penting untuk membuat ekosistem startup kondusif. Selain pemerintah yang sigap memberikan dukungan, startup juga butuh banyak universitas yang tangguh. Universitas adalah tempat berkumpulnya para talent yang menjadi darah utama terwujudnya startup.
Selain itu, startup butuh komunitas untuk berbagi pengalaman dan informasi. Dan tentu saja pelaku bisnis yang aktif membantu startup dengan keahlian dan modalnya lewat inkubator dan modal ventura.
Pasar yang besar di Indonesia, bak gula yang sangat menarik untuk para pengelola modal
ventura baik lokal maupun asing untuk menanamkan di Indonesia.
Banyak universitas merintis pembuatan inkubator untuk startup, tapi sebenarnya industri yang lebih ideal untuk membuat inkubator. Pasalnya, untuk membangun startup yang baik butuh pengalaman dan bimbingan yang intensif
Business Insider
Riset Google Temasek: E-conomy SEA Unlocking the US$ 200 billion digital opportunity in Southeast Asia
Investopedia
Accenture Technology Vision 2016: People first: The primacy of people in a digital age
The Economist Intelligence Unit:The digital transformation agenda 2016
BEKUP: Bekraf for pre-startup, Hari Sungkari Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif Indonesia
Komunikasi dan Informatika: Ekosistem startup di Indonesia
Ada beberpa istilah yang diketahui oleh para pegelut dunia startup
Istilah istilah itu adalah:
Istilah-istilah pasar dalam dunia startup
dan menggambarkan posisi startup dan pasar yang akan di penetrasi
INFANCY
SEMI MATURE
MATURE
SATURATED
Ada beberapa perusahaan startup Indonesia yang sudah mulai kelihatan “berkilau”, seperti Gojek, Traveloka, dan Tokopedia. Tapi ada lebih dari 2.000 startup yang membutuhkan banyak bimbingan dan pemeliharaan untuk bisa tumbuh jadi Unicorn.
Startup yang membutuhkan dana di bawah Rp 300 juta (20% modal) untuk membangun konsep atau prototipe.
Startup yang membutuhkan dana Rp 500 juta – Rp 2 miliar (15-30% modal) untuk membangun produk yang sudah bisa berfungsi penuh, karyawan, dan pengembangan model bisnis.
startup yang membutuhkan dana Rp 2 miliar- Rp 10 miliar (25%-40% modal) untuk memperbesar model bisnis, pemasaran, dan memperkuat tim. Biasanya perusahaan sudah mempunyai pendapatan walau belum tentu menghasilkan keuntungan.
Startup yang membutuhkan dana Rp 10 miliar-Rp 100 miliar (25%-40% modal) untuk lebih mengembangkan perusahaan ke skala yang lebih besar, pemasaran dan persiapan exit (IPO atau M&A). Biasanya aliran pendapatan lebih besar, walau belum tentu juga menghasilkan keuntungan
perusahaan besar yang mengakuisisi startup untuk diintegrasikan dengan bisnisnya. Atau ikut dalam operasional startup untuk memperbaiki kinerjanya..